KABUPATEN Gresik semakin menjadi perhatian sebagai pusat pertumbuhan hilirisasi mineral yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini terungkap dalam riset terbaru oleh tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Riset bertajuk “Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan Demi Optimalisasi Manfaat Hilirisasi” ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak.
Hendi Subandi, peneliti Penting dalam riset ini, menjelaskan bahwa PT Freeport Indonesia (PT FI) telah menunjukkan komitmen Konkret dalam membangun kolaborasi yang saling menguntungkan dengan masyarakat lokal.
“Dengan melibatkan pemerintah desa dan pelaku UMKM, PT FI Tak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberdayakan komunitas lokal melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi,” ungkap Hendi.
Pemberdayaan Masyarakat dan UMKM Lokal
Hendi memaparkan bahwa PT FI telah membuka Kesempatan kerja bagi masyarakat Gresik melalui Lembaga komunikasi Rembuk Akur, yang melibatkan pemerintah desa dari sembilan desa di Ring 1. Lembaga ini berfungsi sebagai jembatan antara kebutuhan perusahaan dan potensi sumber daya Insan setempat. Hingga Begitu ini, Lembaga tersebut berhasil menarik lebih dari 2.000 pelamar lokal, meskipun tantangan dalam memenuhi standar keterampilan Tetap menjadi hambatan Penting.
Selain itu, PT FI juga memberikan prioritas kepada pelaku UMKM dan IKM lokal dalam berbagai sektor, seperti Pembangunan, katering, keamanan, hingga pengelolaan limbah Pembangunan.
“UMKM lokal diberdayakan Demi memenuhi kebutuhan logistik perusahaan, termasuk pembuatan seragam batik khas Gresik Demi karyawan PT FI,” tambah Hendi.
Model Kemitraan Hexahelix
Riset ini menekankan pentingnya model kemitraan hexahelix, yang melibatkan enam aktor Penting: perusahaan hilirisasi, pemerintah daerah, NGO, akademisi, masyarakat dan UMKM, serta media. Melalui pendekatan ini, berbagai tantangan dalam proses hilirisasi dapat diatasi secara efektif.
Misalnya, pemerintah daerah menciptakan regulasi yang mendukung, akademisi menyusun kurikulum pelatihan keterampilan, media mempublikasikan keberhasilan program, dan NGO memfasilitasi dialog antara perusahaan dan masyarakat lokal. Kolaborasi ini menciptakan sinergi yang mendukung keberlanjutan operasional perusahaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Hilirisasi Tak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga Dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal,” Jernih Hendi.
Rekomendasi Strategis Demi Hilirisasi Berkelanjutan
Penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi strategis, seperti pendanaan Demi Sentra IKM Songkok Kemuteran dan Sentra IKM Mesin Logam Pelemwatu Menganti. Kedua sentra ini dapat menciptakan Kesempatan lebih besar bagi UMKM Demi terlibat dalam rantai pasok industri smelter. Selain itu, pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal perlu diperkuat agar memenuhi kebutuhan industri.
PT FI juga memanfaatkan Kawasan Ekonomi Spesifik (KEK) JIIPE sebagai pusat Ciptaan Demi memberdayakan UMKM lokal, sehingga mereka Pandai Bertanding dalam rantai pasok industri besar.
“Kami Menyaksikan potensi besar dari UMKM lokal, Tetapi mereka membutuhkan dukungan agar dapat memenuhi standar perusahaan besar seperti PT FI,” tutup Hendi.
Riset ini menunjukkan bahwa kolaborasi yang terjalin antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan ekosistem industri yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang Benar, hilirisasi Tak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. (RO/Z-10)