Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Foto: Anadolu
Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Perkumpulan (AS) yang akan lengser Antony Blinken menghadapi protes dari dua wartawan pada Kamis terkait genosida di Jalur Gaza selama konferensi pers di Kementerian Luar Negeri.
Jurnalis Amerika Max Blumenthal menyela pernyataan Blinken di awal pengarahan dan mengatakan 300 wartawan di Gaza menjadi sasaran bom AS.
“Mengapa Anda Maju mengedarkan bom Ketika kita mencapai kesepakatan pada Mei, kita Sekalian Paham kita mencapai kesepakatan. Sekalian orang di ruangan ini Paham kita mencapai kesepakatan, Tony, dan Anda Maju mengedarkan bom. Mengapa Anda mengorbankan tatanan berbasis aturan atas nama komitmen Anda terhadap Zionisme,” teriak Blumenthal, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 17 Januari 2025.
“Mengapa Anda membiarkan Kolega-Kolega saya dibantai? Mengapa Anda membiarkan rumah Kolega-Kolega saya di Gaza dihancurkan ketika kita telah Membangun kesepakatan pada bulan Mei? Anda baru saja membantu menghancurkan Religi kita, Yudaisme, dengan mengaitkannya dengan fasisme,” imbuh Blumenthal.
“Anda mengibarkan bendera putih sebelum mengibarkan bendera putih di hadapan kaum fasis Israel. Bapak mertua Anda adalah seorang pelobi Israel. Kakek Anda adalah seorang pelobi Israel. Apakah Anda dikompromikan oleh Israel? Mengapa Anda membiarkan Holocaust di Era kita terjadi? Bagaimana rasanya warisan Anda adalah genosida? Bagaimana rasanya warisan Anda adalah genosida? Anda juga, Matt, Anda menyeringai sepanjang kejadian itu setiap hari. Menyeringai melalui genosida,” kata Blumenthal, Matt yang dimaksudnya adalah Matthew Miller, juru bicara agensi tersebut.
Reporter lain, Sam Husseini juga memprotes Blinken, dan dikeluarkan secara paksa dari ruang pengarahan setelah mengganggu konferensi pers Blinken.
Husseini menyebut Blinken sebagai “penjahat.”
“Sekalian pihak, mulai dari Amnesty International hingga ICJ (Mahkamah Global) mengatakan Israel melakukan genosida dan pemusnahan dan Anda meminta saya Kepada menghormati prosesnya? Mengapa Anda Tak berada di Den Haag?” kata Husseini.
Pengarahan itu dilakukan satu hari setelah Qatar mengumumkan perjanjian gencatan senjata Kepada mengakhiri lebih dari 15 bulan serangan Israel di Gaza, yang telah merenggut nyawa lebih dari 46.000 Penduduk Palestina sejak 7 Oktober 2023. Serangan itu telah menghancurkan Distrik itu menjadi puing-puing dan menyebabkan bencana kemanusiaan.
Kesepakatan tiga fase diharapkan mulai berlaku pada hari Minggu.
Kesepakatan itu mencakup pertukaran tahanan dan ketenangan yang berkelanjutan, yang bertujuan Kepada gencatan senjata permanen dan penarikan Laskar Israel dari Gaza.
Pada November 2024, Mahkamah Kriminal Global mengeluarkan surat perintah penangkapan Kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Global atas perangnya di daerah kantung tersebut.