Ribuan Nelayan di Pantura Jawa Tengah Berhenti Melaut Akibat Cuaca Jelek dan Gelombang Tinggi

Ribuan Nelayan di Pantura Jawa Tengah Berhenti Melaut Akibat Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi
Ratusan kapal ikan di Pelabuhan Perikanan Rembang istirahat melaut akibat gelombang tinggi terjadi di perairan utara Jawa Tengah(MI/Akhmad Safuan)

CUACA Jelek di perairan Laut Jawa yakni gelombang tinggi, hujan dan angin kencang (badai) mengakibatkan mengakibatkan ribuan nelayan di Pantura Jawa Tengah berhenti melaut dengan menyandarkan kapal dan Bahtera di dermaga pelabuhan perikanan dan muara sungai.

Pemantauan Media Indonesia Sabtu (7/12) ribuan Bahtera dan kapal nelayan memilih bersandar di sejumlah pelabuhan dan muara sungai di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Rembang, Pati, Jepara, Demak, Semarang, Kendal, Batang dan Pekalongan akibat cuaca Jelek melanda Perairan Laut Jawa.

Ribuan nelayan di Pantura Jawa Tengah, memilih menghentikan melaut Buat menangkap ikan karena di perairan terjadi gelombang tinggi, hujan lebat dan badai sehingga membahayakan pelayaran, bahkan hal itu juga terjadi pada kapal pelayaran penyeberangan antar pulau seperti Jepara-Karimunjawa, Semarang-Karimunjawa dan Semarang-Kalimantan.

Cek Artikel:  Geger Dugaan Pelecehan Seksual Guru SMK di Sulsel, Kepala Sekolah: Akan Kami Rotasi yang Bersangkutan

“Ini sudah memasuki musim baratan, cuaca di perairan sangat membahayakan pelayaran sehingga kami memilih Bukan melaut,” ujar Sugi,35, nelayan di Pantai Kartini, Jepara.

Nelayan pain di Pelabuhan Tasik Akbar, Rembang Marno,40, mengungkapkan Buat Bahtera berukuran besar Tetap dapat melaut meskipun tetap waspada, tetapi Buat kapal kecil hingga sedang Bukan akan berani karena guncangan gelombang dapat membalikkan kapal Begitu berada di tengah lautan 

Hal serupa juga diungkapkan Dahlan,45, nelayan di Pekalongan, akibat cuaca Jelek di perairan Laut Jawa para nelayan memilih menghentikan kegiatan melaut, bahkan kapal-kapal berukuran besar seperti poursesine yang sudah berada di perairan juga memilih bersandar di pelabuhan terdekat. “Biasanya kami bersembunyi di gugusan pulau yang terdekat Buat menghindari badai,” tambahnya.

Cek Artikel:  Demi Dapat Restu, Pelajar di Semarang Kirim Video Pornonya ke Orang Sepuh Pacarnya

Petugas Kesyahbandaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Jepara Dedi Agus Triyanto mengatakan, terkait dengan cuaca Jelek, Kantor UPP Kelas II Jepara telah memberikan peringatan Awal terhadap gelombang kepada seluruh nakhoda kapal agar Bukan melaut karena terjadi gelombang tinggi.

Kondisi riil di lapangan, ungkap Dedi Agus Triyanto, sesuai informasi dari Stasiun Radio Pantai (SROP) Jepara dan informasi nakhoda kapal, terjadi gelombang tinggi antara 2,5 Tiba 3 meter di perairan Laut Jawa bagian tengah dan perairan Karimunjawa dengan kecepatan angin mencapai 20 knot.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara Diyar Susanto mengatakan memasuki musim baratan yakni Normal terjadi pada Desember, Januari dan Februari, pemerintah sudah menyiapkan beras paceklik yang akan dibagikan kepada nelayan, karena Bukan dapat melaut selama dilanda  cuaca Jelek tersebut.

Cek Artikel:  Spesialkan Sudirman Sulaiman, PKS Nyaris Niscaya Dukung Andalan Hati di Pilkada Sulsel

“Sudah Eksis beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 66 ton dan Sekeliling 40 ton diantaranya akan dibagikan Buat nelayan, kita Tetap menunggu pendataan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jepara,” ujar Dinar Susanto.

Menurut Koordinator Unit Siaga SAR Rembang Ahmad Nurzain gelombang tinggi di perairan Begitu ini Membikin seluruh kekuatan bersiaga di perairan, apalagi setelah sebelumnya nelayan asal Desa Pasarbanggi, Kecamatan/Kabupaten Rembang hilang beberapa hari Lampau diduga akibat dihantam gelombang.

Selain itu diminta nelayan di perairan utara Jawa Tengah, lanjutnya, Buat meningkatkan kewaspadaan menghadapi gelombang tinggi di perairan ini. “Kita tingkatkan kewaspadaan Buat mengantisipasi jatuhnya korban,” imbuhnya. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai