Revolusi Seni Kuku, dari Galeri Seni ke Karpet Merah

Revolusi Seni Kuku, dari Galeri Seni ke Karpet Merah
Ilustrasi – seni manicure(Instagram)

SEJUMLAH selebritas tampil dengan kuku-kuku yang unik, sebut saja Lil Nas X, Rosalia, dan Charli XCX.  Berbagai desain kuku itu tidak lepas dari seniman kuku selebritas Juan Alvear.

Berbeda dengan manicure biasa, Alvear menciptakan karya yang menonjolkan keunikannya sendiri. Manikurnya sering kali tampil berantakan dan aneh, dengan penggunaan warna-warna mencolok seperti merah muda Barbie dan neon yang bersinar dalam gelap. Desainnya mencerminkan lautan badai melalui garis-garis biru tua yang bergoyang-goyang.

Alvear memulai karirnya sebagai nail artist saat menjadi mahasiswa seni rupa di  Cooper Union, New York City. Alvear menemukan cara untuk memadukan eksperimen manikur dengan seni. Kreativitasnya ditampilkan di akun Instagram-nya, @byjuanalvear.

Baca juga : Ibnu Jamil Bangga Anaknya Ikut Kegiatan Lari untuk Kali Pertama

Cek Artikel:  MPASI Harus Kondusif Tanpa Kontaminasi Bakteri

Karya Alvear dikenal dengan desain yang surealis, mencolok, dan mengesankan, sering kali memadukan elemen-elemen fantasi dari buku cerita dengan estetika Y2K. Beberapa desain khasnya melibatkan patung es kepala Barbie atau jam pasir yang berfungsi, yang menjadikan seluruh tangan kliennya sebagai sesuatu yang unik dan mengandung estetika.

Karya-karyanya sering kali turut tampil di peragaan busana mewah, acara red carpet, dan video musik terkenal, hal inilah yang menjadikan alvear dianggap sebagai salah satu nail artist paling dicari di industri.

Seni Kuku

Seperti kebanyakan tren mode dan gerakan seni, sulit menentukan kapan dan di mana seni kuku yang bersifat pahatan ini pertama kali muncul. Seorang perempuan kulit hitam telah menjadi pionir dalam penggunaan kuku akrilik sejak 1950-an, yang kemudian dipopulerkan bintang-bintang seperti Diana Ross dan Florence Griffith-Joiner. 

Cek Artikel:  Waspada, Eating Disorder Tak Kenal Usia

Baca juga : DJ JayJax Mengaku Sukses karena Konsisten

Di Tokyo tahun 1980-an, seniman kuku seperti Mei Kawajiri mulai menciptakan pahatan kuku 3D yang terinspirasi benda-benda sehari-hari, membuka jalan bagi evolusi seni kuku modern. Lewat keterkenalan kuku yang mencolok terus berkembang, pada tahun 90-an dan 2000-an, kuku yang mencolok terus menjadi gaya kecantikan utama bagi perempuan kulit hitam, yang mendominasi budaya hip-hop berkat rapper seperti Missy Elliot dan Lil Kim.

Kini, seni kuku pahatan semakin dikenal luas, terutama setelah masa pandemi Covid-19 ketika aktivitas hanya dilakukan di rumah, setiap orang mencoba hal baru. Salah satunya eksperimen membuat kuku 3D yang secara tidak langsung telah dipelopori  Alvear. Alvear dianggap sebagai salah satu seniman yang membuat seni kuku pahatan menjadi “viral” di media sosial, dengan lebih dari 34,4 juta tagar “#3DNailArt” di TikTok.

Cek Artikel:  Daftar 5 Minuman yang Diklaim Dapat Picu Kenaikan Berat Badan, Paskah

Pameran seni seperti “ACRYLICS: Hidden Sculptural Art” telah menempatkan seni kuku di panggung yang lebih tinggi, dengan cara mengakui naik artist sebagai bagian dari dunia seni rupa yang lebih luas. Karya Alvear yang menggabungkan seni rupa, desain, dan industri kecantikan telah membantu mengubah persepsi publik tentang nail art sebagai media yang layak untuk dihargai dan dipamerkan di galeri-galeri seni.

Melalui dedikasi dan kreativitasnya, Alvear telah membawa nail art ke tingkat yang lebih tinggi, membuktikan bahwa kuku bisa menjadi kanvas yang luar biasa untuk mengekspresikan seni dan keindahan. (CNN/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai