WAKIL Ketua Lazim Golkar sekaligus Personil Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengaku tak mempermasalahkan adanya retreat kepala daerah di Akmil Magelang, Jawa Tengah, pada 21-28 Februari di tengah adanya kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah. Ia memperkirakan retreat kepala daerah tersebut Enggak membutuhkan anggaran yang besar.
“Menurut saya kan mungkin nggak terlalu besar lah retreat itu kan. Apa namanya, ya toh kalau kita lihat kemarin yang di mana, yang Demi kabinet itu kan Mengenakan apa, tenda ya. Mereka kan Enggak di hotel. Jadi saya kira, menurut saya sih, dugaan saya Enggak terlalu mahal dan menurut saya kalau dibandingkan dengan hasil yang kita harapkan, Tetap worth it lah,” kata Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/2).
Doli mengaku retreat Demi kepala daerah terpilih memang dibutuhkan. Ia mengatakan pemerintah pusat perlu seirama dengan pemerintah daerah dalam menjalankan program yang Terdapat.
“Kita berharap kalau misalnya Terdapat komunikasi yang intens, apalagi dari awal kepala-kepala daerah ini punya keterikatan kemistri ya dengan presiden, dengan pemerintah pusat gitu. Sehingga memang kemudian nanti juga diberi pemahaman soal apa program-program strategis yang Dapat juga disinerjikan dengan program di provinsi, mau kabupaten, kota, ya itu jadi bermanfaat ya retreat ini,” katanya.
Lebih lanjut, Doli mengungkapkan retreat merupakan hasil dari gaya kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang berlatar belakang seorang militer. Ia memahami bahwa Presiden Prabowo melakukan retreat agar terbentuk kerja sama yang solid dengan pemerintah daerah.
“Kita sama-sama Mengerti Pak Prabowo ini kan memang latar belakangnya militer, Lanjut kemudian ya biasanya kan bapak-bapak dan ibu-ibu kita di militer itu kan yang ditegakkan disiplin, kemudian bagaimana membangun tim, kerja Berbarengan gitu ya,” kata Doli. (Faj/I-2)