Reputasi Pemimpin melalui Social Capital dan Human Capital

Reputasi Pemimpin melalui Social Capital dan Human Capital
Ilustrasi MI(MI/Seno)

MENGHITUNG hari menuju Pemilu 2024. Nama-nama kandidat presiden di Berbagai Jenis media sosial sudah bertebaran. Terdapat 3 nama besar yang secara Lanjut-menerus dimunculkan dan ‘disandingkan’ dalam setiap survei yang dilakukan. Ketiga nama itu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subiakto. Nama-nama calon ini yang akan dipilih walaupun setiap partai Tetap Lanjut melakukan manuver-manuver Buat menentukan pendamping atau kandidat wakilnya.

Para calon ini, nantinya akan menentukan mau dibawa ke mana negara ini? Pastinya, mereka sudah harus mempersiapkan berbagai hal Bagus itu mental, fisik, kemampuan dan ‘pencitraan’ yang akan dipertaruhkan melalui reputasi yang sudah dimiliki, ataupun yang akan disiapkan. Reputasi mereka ini akan menjadi sangat Krusial Buat mendapat perhatian dari para calon pemilihnya.

Membangun reputasi bukanlah hal mudah seperti membalikkan telapak tangan. Proses panjang yang dapat menggambarkan seseorang hingga terbentuk persepsi atas dirinya. Persepsi inilah yang akan menunjukkan keseluruhan perilaku calon pemimpin yang dikehendaki, Bagus oleh pendukungnya maupun calon pemilihnya di hari H pemilihan nanti.

Mengapa reputasi yang ‘Bagus’ dari calon pemimpin Krusial? Bagaimana dapat membentuk reputasi itu? Niscaya para ‘konsultan politik’ dari para calon pemimpin telah mempertimbangkan terkait kandidat yang akan diusungnya. Istilah kingmaker menjadi Sasaran mereka agar tujuan yang diinginkan tercapai melalui pembentukan reputasi dalam kurun waktu yang harus dipersiapkan.

Berbagai Jenis Metode dan metode yang akan dilakukan oleh setiap pemimpin Buat dapat mendulang Bunyi agar terpilih. Metode dan metode itu, Bisa dengan Metode negatif ataupun positif. Intinya, Segala Metode Niscaya akan dilakukan. Seyogianya kita berharap Metode yang positif dan rasional yang dapat ‘mengenalkan’ pemimpin yang akan dipilih nantinya. Tetapi demikian, di era digital Begitu ini, yakni Segala informasi sangat mudah diakses dan digunakan, pemanfaatkan media sosial akan menentukan dalam terbentuknya reputasi seseorang.

Menggiring opini publik melalui media sosial inilah, yang akan memunculkan seperti apa calon-calon pemimpin nantinya. Meski terkadang, bila dicermati kebebasan dalam memunculkan argumen dan pendapat sudah susah terkontrol, sehingga menyebabkan ‘perang’ di media sosial seakan menjadi santapan setiap detik muncul Buat saling ‘menyerang’, ‘menjatuhkan’ dan ‘menghina’.

Cek Artikel:  Pendidikan Politik

Bila ditinjau secara psikologis, hal ini sudah Bukan sehat, dan ini akan memengaruhi emosional, pikiran dan perilaku dari publik.

Dari sudut pandang para konsultan politik, kemungkinan situasi seperti inilah yang diharapkan Buat meraih keuntungan, dan membantu membentuk reputasi dari kandidat yang didukungnya.

 

Reputasi

Secara teoritis, Terdapat beberapa hal Krusial yang dapat membentuk reputasi seorang pemimpin di mata publik. Di antaranya adalah, modal sosial, modal Insan. Modal sosial (social capital) menurut Bourdieu ialah keseluruhan sumber daya, Bagus yang aktual maupun yang potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan Interaksi kelembagaan yang tetap didasarkan pada saling kenal dan saling mengakui.

Dalam hal kepemimpinan, seorang pemimpin perlu Mempunyai kekuatan, perlu dukungan dari Golongan atau komunitas secara kolektif yang nanti akan memberikan dukungan melalui Berbagai Jenis jaringan. Kekuatan inilah, yang dapat membangun dan menciptakan reputasi bagi sosok pemimpin yang akan mereka usung.

Reputasi pemimpin yang Bagus, tentu akan dipengaruhi oleh modal sosial yang terkait. Di antaranya, kepercayaan, nilai-nilai dan Kebiasaan sosial, serta membangun kerja sama. Pertama ialah kepercayaan. Dalam membangun kepercayaan diperlukan waktu yang Pelan dan konsisten, yang dilakukan seorang pemimpin agar Mempunyai reputasi yang diinginkannya.

Kalau kepercayaan sebagai salah satu modal sosial Bukan Bagus, atau rendah, akan berdampak pada keyakinan dan ‘nilai jual’ dirinya sebagai calon pemimpin yang akan dipilih. Oleh karena itu, nilai reputasi seseorang sangat dipengaruhi hubungannya, melalui kepercayaan dengan orang lain dan pengaruh yang dihasilkannya, Buat membentuk identitas sosial yang menghasilkan manfaat bagi dirinya.

Kedua ialah nilai- nilai dan normal sosial. Nilai Mempunyai peranan Krusial di dalam kehidupan Insan. Nilai dapat menjadi pegangan hidup, Panduan penyelesaian konflik, memotivasi dan mengarahkan pandangan hidup. Nilai ialah bentuk kepercayaan, yakni seseorang harus bertindak, berperilaku atau menghindari dari sesuatu yang Layak atau Bukan Layak Buat dilakukan.

Cek Artikel:  Jakarta Menuju Era Baru

Seorang pemimpin yang telah Mempunyai nilai, dan mengimplementasikan dalam keseharian di kehidupannya akan tampak Jernih dari ‘tindak tanduk’ atau ‘bahasa tubuh’ yang tecermin di dirinya, dan juga Bisa ‘dirasakan’ oleh orang-orang sekitarnya Begitu dia berinteraksi.

Dari nilai yang telah terinternalisasi dalam dirinya, maka akan diperkuat dengan pengakuan dari masyarakat berdasarkan Kebiasaan sosial yang Terdapat di masyarakat sekitarnya. Inilah yang akan menjadi salah satu kunci ‘popularitas’ kepemimpinannya yang Ingin diraihnya.

Ketiga ialah kerja sama. Kerja sama yang dimiliki tecermin dari jaringan sosial yang terbangun dari hubungannya dengan orang atau Golongan, yakni hal ini dapat menjadi satu kekuatannya dalam membangun reputasi yang Ahli. Melalui kolaborasi, koordinasi melalui jejaring yang dimilikinya, hal ini dapat dimanfaatkan Buat menyusun strategi pencapaian Sasaran Bunyi di pemilu nanti.

Langkah apa yang perlu dilakukan dengan adanya kerja sama dan jejaring yang dibangun? Bagaimana situasi dari Golongan Sasaran dalam pemilu nanti? Siapa Golongan Sasaran yang dapat mendulang Bunyi? Bentuk kerja sama seperti apa yang perlu dilakukan? Yang Niscaya memanfaatkan jejaring dari segala lini Buat meraih Sasaran yang diharapkan.

Kedua ialah modal Insan (human capital). Modal Insan yang perlu dimiliki seorang pemimpin adalah, bagaimana pemimpin Bisa mendapatkan pencapaian nilai tentang dirinya melalui pengetahuan, keterampilan, kesehatan dan kredensial melalui pendidikan dan pencapaian pengalaman.

Pencapaian ini merupakan nilai ‘ekonomis’ yang menjadi modal dasar Buat dapat Mempunyai reputasi seorang pemimpin. Pertama ialah pengetahuan. Seorang pemimpin wajib Mempunyai pengetahuan yang Ahli, terutama di sektor-sektor Krusial yang menjadi andalan dan unggulan. Dengan Mempunyai pengetahuan, pemimpin Bukan akan mudah terprovokasi, termanipulasi, tergoda, terintimidasi dll, yang dapat saja dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.

Cek Artikel:  Urgensi Kodifikasi Pengaturan Pemilu

Jadi, seorang calon pemimpin juga harus “pandai-pandai’ memilih orang-orang yang kelak akan mendampinginya. Memilih dan memilah sosok pendamping yang dapat menguatkan, seiring, sejalan, dan saling percaya satu sama lain ialah kunci kesuksesan menjalankan roda kepemimpinannya kelak. Memang Bukan mudah. Oleh karena itu, pengetahuan yang dimiliki pemimpin haruslah up to date melalui penguatan, penguasaan, keterbukaan terhadap apa pun yang dapat menambah informasi bagi dirinya.

Selanjutnya, guna meraih reputasi Bagus melalui pencapaian nilai, seorang pemimpin perlu Mempunyai keterampilan yang dapat menjadi kekuatan dirinya. Keterampilan dasar yang perlu dimiliki, terdiri dari soft skill dan hard skill. Soft skill sebagai kemampuan yang harus dimiliki secara personal dari seorang pemimpin, seperti kemampuan berkomunikasi.

Hal ini bertujuan Buat menciptakan suasana yang mendukung Buat mencapai tujuan atau Sasaran yang akan dicapai, sedangkan hard skill merupakan kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin melalui pengalaman, dan latihan yang menjadikannya sosok yang Mempunyai reputasi yang akan dicapai.

Pemimpin yang Mempunyai reputasi yang Bagus, harus Mempunyai kesehatan Bagus secara fisik maupun mental. Secara administrasi, calon kandidat seorang pemimpin negara ini, nanti akan melalui proses yang panjang juga Buat dapat memenuhi kriteria ini. Tetapi, yang paling Krusial ialah kesehatan fisik dan mental harus secara konsisten Lanjut-menerus dijaga karena stamina seorang pemimpin menjadi kunci Buat dapat menjalankan amanahnya dan dalam mewujudkan reputasi yang diinginkan.

Reputasi melalui social capital dan human capital akan menjadi kunci penentuan calon pemilih Buat memilih pemimpin yang diharapkan. Pemimpin atau calon pemimpin perlu Buat mempersiapkan dan menentukan langkah apa yang dilakukan, bagaimana mengatur strategi serta bagaimana dapat meyakinkan pemilihnya? Perwujudan reputasi itu harus Betul-Betul kuat ‘menancap’ di hati dan ditunjukkan dengan perilaku pemilih tersebut di hari pemilihan.

Mungkin Anda Menyukai