Rentan Kena Mental, Anak Muda Jangan Sungkan Cari Donasi

Rentan Kena Mental, Anak Muda Jangan Sungkan Cari Bantuan
Ilustrasi(FREEPIK.COM)

SURVEI UNICEF Indonesia pada 2021 menyebut Nyaris 50% anak muda di Indonesia merasa tertekan, cemas, atau mengalami stres berat. Data yang sama mengungkapkan Sekeliling 50% dari masalah kesehatan mental dimulai pada usia 14 tahun dan Sekeliling 75% pada usia 24 tahun.

Dalam momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia dan Hari Sumpah Pemuda, Chief of Child Protection Program UNICEF Milen Kidane mengungkapkan bahwa kesehatan mental bukan hanya pembicaraan orang dewasa tapi Segala orang juga memerlukannya, termasuk para remaja.

“Itu sebabnya, it’s okay not to be okay. Kagak apa-apa Demi mencari Donasi. Kagak apa-apa bila kita pelan-pelan dan menjaga kesehatan mental kita karena remaja yang Senang menciptakan dunia yang lebih ceria,” kata Milen dalam keterangannya, Senin (28/10).

Cek Artikel:  Mental yang Sehat Krusial untuk Mendukung Fisik yang Kuat

Ia menjelaskan bahwa kesehatan mental, khususnya bagi remaja, bukan hanya sebagai kata kunci, melainkan sebuah dasar dari siapa kita. Menurut Milen, masa remaja merupakan masa krusial Demi mencari Paham jati diri, mengarahkan emosi, dan membangun landasan bagi masa depan. Tapi di sisi lain, remaja merasakan tekanan yang luar Normal.

Ia pun menyatakan bahwa kesehatan mental adalah intergenerasi Merukapan pembicaraan yang perlu dilakukan di dalam keluarga, komunitas, dan di antara Segala generasi. “Para orangtua, wali, guru-guru dan para mentor, dukungan kalian sangat Krusial. Berbarengan kita Pandai menciptakan ruang di mana anak-anak muda merasa didengar, dihargai, dan dipedulikan” ujarnya.

Cek Artikel:  Sumber Daya Alam Indonesia Jenis dan Persebarannya

Milen berpesan bagi para remaja, tak apa Demi terbuka tentang perjuangannya. Bahkan yang mereka lakukan adalah langkah Betul dalam mendapatkan dukungan, penyembuhan dan kebahagiaan.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Nopian Andusti menjelaskan, pada fase tumbuh kembang remaja, Imej diri mereka belum berkembang dengan Berkualitas. Karena itu remaja sangat peka terhadap pendapat orang lain dan rentan terhadap kritik.

“Kemudian juga masa remaja, khususnya, dapat menjadi masa di mana merespons emosional yang intensif, mengingat banyaknya perubahan sosial, kognitif, dan fisik yang dialami remaja dalam fase pertumbuhannya,” tambah Nopian.

Cek Artikel:  Keuskupan Ruteng Gelar Festival Golo Curu

Semuanya itu, lanjut Nopian, Mempunyai Rekanan langsung dengan pengalaman kesejahteraan jiwa dan kesehatan mental. Ia juga mengungkapkan mengapa para remaja harus menjaga kesehatan mentalnya.

“Kesehatan mental yang Berkualitas membantu remaja merasa lebih percaya diri dan Pasti dalam kemampuan mereka. Mereka Mempunyai motivasi Demi menetapkan tujuan, bekerja keras Demi mencapainya, dan merasakan kepuasan ketika mencapai kesuksesan,” tambahnya.

Nopian mengatakan, remaja membutuhkan kasih sayang dan dukungan berkelanjutan ketika mereka menjalani dan menghadapi perubahan fisik, sosial, seksual dan psikologis yang Segera dan mengekplorasi perkembangan identitas mereka sendiri. (S-1)

Mungkin Anda Menyukai