Rekonfigurasi Bisnis Pelabuhan Mendunia

Rekonfigurasi Bisnis Pelabuhan Global
Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi.(dok.istimewa)

DALAM beberapa hari belakangan, dunia kepelabuhan Mendunia lumayan dikejutkan oleh manuver yang dilakukan oleh CK Hutchison, konglomerat asal Hong Kong. Seperti yang diberitakan oleh media Global dan dalam negeri, perusahaan ini akan melepas saham-sahamnya di beberapa jaringan pelabuhan yang dimiliki atau dioperasikan oleh anak usahanya, Hutchisong Ports, di seluruh dunia. Yang disebut terakhir memegang saham di terminal peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja.

Hingga tulisan ini diselesaikan belum Terdapat penjelasan Formal dari PT Hutchison Ports Indonesia atau HPI – perusahaan afiliasinya di Indonesia – bagaimana Akibat pelepasan saham Hutchison Ports di Indonesia. Maklumlah, dari induk operator pelabuhan mondial tersebut Pelindo mendapatkan cuan berupa Dana sewa yang nilainya jutaan dollar Amerika Perkumpulan (AS) per tahun. Plus, investasi peralatan, paket pengembangan sumberdaya Orang dan lain sebagainya. Bisnis pelabuhan domestik pun harap-harap cemas dibuatnya.

 

Langkah CK Hutchison menarik sahamnya pada terminal peti kemas atau pelabuhan di berbagai penjuru mata angin, media menyebutnya sekira 43 terminal/pelabuhan, sesungguhnya sudah tercium oleh Mark McVicar, seorang analis pelayaran, sejak beberapa tahun Lampau ketika dia mengunjungi Pelabuhan Felixstowe di Inggris yang dikelola oleh perusahaan itu. Dia mengatakan, very obvius that Hutchison was not interested in the terminals business, it was justa cash cow for them.

Sementara itu, analis lainnya yang Tak hendak namanya dikutip mengungkapkan Hutchison Ports had only grown organically over the last 10 years and that reflected a level of of disinterest in the business. Dari dua pernyataan yang Terdapat, apakah Dapat disimpulkan bahwa Hutchison Ports hendak “pensiun” dari bisnis kepelabuhanan? Apakah sektor usaha yang digeluti oleh firma yang didirikan oleh, salah satunya, John Duflon Hutchison tersebut sudah Tak menarik Tengah bagi investor?

 

Rupanya, Hutchison Ports Tak akan pensiun dari bisnis kepelabuhanan. Setidaknya ia Tetap mempertahankan kepemilikan sahamnya di beberapa terminal atau pelabuhan di Singapura, Hong Kong, Shenzen dan China bagian Selatan. Adapun saham yang akan dilepas tersebar di terminal/pelabuhan di Rotterdam, Inggris, Spanyol, dll (seluruhnya Terdapat 43 pelabuhan yang berada di 23 negara termasuk Indonesia).

Cek Artikel:  Resiliensi Demokrasi, Mungkinkah

Bagi kita, ini berarti 49% saham Hutchison Ports di JICT dan 49% di TPK Koja akan berpindah tangan. Sayangnya Tak Terang ke tangan siapa saham-saham itu akan dialihkan. Sejauh ini, sebagaimana dikabarkan oleh laman Seatrade Maritime News, perusahaan investasi asal AS, Blackrock, dan anak usaha operator pelayaran Global MSC, Terminal International Limited atau TiL, telah membeli saham-saham Hutchison Ports di pelabuhan yang disebutkan di muka senilai 22,8 miliar dollar AS.

Tak hanya itu, konsorsium keduanya juga membeli 90% saham Panama Ports Company yang mengoperasikan Pelabuhan Balboa dan Pelabuhan Cristobal yang berada Pas di pintu masuk Terusan Panama.

Rekonfigurasi

 

Dengan mengecilnya Bagian saham Hutchison Ports dalam tata kepelabuhan Mendunia, maka terjadilah rekonfigurasi dalam ‘klasemen’ Aliansi pelabuhan Global. Maksudnya begini. Selama ini, bisnis ini pemainnya terdiri dari perusahaan yang relatif independen dari perusahaan pelayaran. Nama-nama seperti PSA, DP World, Hutchison Port sendiri dan lain sebagainya adalah perusahaan dengan Tanda khas ini.

Cek Artikel:  Inspirasi Pembelajaran Mendalam Australia

Mereka kemudian terhubung dengan investor-investor lainnya (umumnya dari kalangan perbankan atau lembaga keuangan). Tentu Terdapat pula keterlibatan perusahaan pelayaran di dalamnya Tetapi biasanya hanya sebagai pemegang saham minoritas. Kini, lansekap itu berubah dengan masuknya perusahaan pelayaran, melalui anak usaha terminal mereka, dalam hal ini TiL, ke dalam manajemen terminal/pelabuhan dengan jumlah saham yang membesar. Tapi harap dicatat bahwa belum terungkap berapa besar saham TiL dan Blackrock masing-masing dalam pelabuhan eks-Hutchison Ports yang sudah dibeli itu.

 

Sebagai anak usaha perusahaan Mediterranean Shipping Company (MSC), bermarkas di Swiss, TiL telah melayani armada kapal peti kemas ‘sang ibu’ di Singapura, Ningbo, Busan, Los Angeles, Long Beach, Rotterdam, Antwerp, New York/New Jersey dan Valencia. Kelak, tak Lamban Tengah, deretan pelabuhan singgah ini akan makin panjang dengan dimasukannya terminal yang dulu dikelola Hutch, begitu nama panggilan perusahaan yang dimiliki oleh taipan Hong Kong Li Ka-shing itu dalam kalangan pebisnis pelabuhan.

Cek Artikel:  Mengirim Rupiah Digital Hingga Pelosok Negeri

Penjualan saham Hutchison Ports hanya menunggu restu dari beberapa lembaga regulasi pasar modal setempat sebelum beroperasi. Yang namanya rekonfigurasi pastilah memicu perubahan dalam praktik bisnis. Salah satunya, bisnis akan semakin terkonsentrasi kepada perusahaan pelayaran mulai dari hulu hingga ke hilir. Biasanya, armada pelayaran bersandar di terminal atau pelabuhan yang dikelola oleh pihak ketiga.

Kini, fasilitas ini dioperasikan ‘Kerabat’ sendiri. Memang Terdapat hitungan bisnisnya tetapi namanya Kerabat tentu Dapat cincai. Hanya saja bagi pelayaran yang bukan Kerabat model Rekanan baru ini Dapat bikin berabe. Dapat-Dapat mereka Tak mendapat window pelayanan karena slot yang Terdapat diutamakan Kepada armada dari grup sendiri. Dalam kasus TiL, misalnya, armada MSC akan mendapat prioritas sandar dan pelayanan dibanding, katakanlah, Yang Ming, COSCO atau lainnya.

 

Bagi Indonesia Terang situasi yang Terdapat dapat menimbulkan Gelombang dalam bisnis pelabuhannya. Bila Blackrock dan TiL menguasai JICT dan TPK Koja, bagaimana nasib kontrak kerja sama, khususnya perjanjian sewa, selama ini? Apakah akan dilanjutkan, direvisi atau bahkan diakhiri sama sekali? Sebagai pemain Mendunia kedua investor mengerti adagium pacta sunt servanda. Semoga. (P-3)

Mungkin Anda Menyukai