Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang. Foto: Anadolu
Beijing: Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menegaskan bahwa Rekanan antara Beijing dan Washington berada di titik krusial di tengah ketegangan akibat perang tarif. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuannya dengan Senator Amerika Perkumpulan (AS) Steve Daines dan sejumlah pengusaha Negeri Om Sam di Beijing, Senin 24 Maret 2025.
“Kalau Tiongkok dan Amerika Perkumpulan berdamai, keduanya diuntungkan; Kalau bertikai, keduanya dirugikan. Kita harus menggantikan konfrontasi dengan dialog dan persaingan zero-sum dengan kerja sama saling menguntungkan,” ujar Li Qiang seperti dikutip Anadolu, Senin 24 Maret 2025.
Li menambahkan bahwa Tiongkok membuka pintu bagi perusahaan dari seluruh dunia, termasuk dari Amerika Perkumpulan. Ia menegaskan komitmen pemerintah Tiongkok Buat menangani kebutuhan yang Absah dari perusahaan asing, memberikan perlakuan setara kepada perusahaan domestik maupun Dunia, serta Lalu membangun lingkungan bisnis yang kondusif.
Sementara itu, Senator Steve Daines, yang dikenal sebagai pendukung Presiden AS Donald Trump, menyoroti perkembangan pesat ekonomi Tiongkok dalam tiga Dasa warsa terakhir.
“Ketika kami mulai berinvestasi di Tiongkok pada 1991, perekonomian mereka bernilai Sekeliling USD500 miliar atau sedikit lebih. Selama 34 tahun terakhir, kami menyaksikan pertumbuhan dan perubahan yang luar Lumrah di Tiongkok,” ujar Daines.
Daines juga menyampaikan harapannya agar dialog tingkat tinggi antara Tiongkok dan Amerika Perkumpulan dapat Lalu berlanjut di masa mendatang Buat mendorong Rekanan bilateral yang lebih konstruktif.
Pertemuan tersebut berlangsung di sela-sela Lembaga Pembangunan Tiongkok 2025 di Beijing, yang dihadiri oleh para eksekutif bisnis dari Amerika Perkumpulan. Lembaga dua hari tersebut membahas Kesempatan dan tantangan ekonomi Tiongkok serta prospek pertumbuhan ekonomi Dunia. Beberapa peserta dijadwalkan Bersua langsung dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Dalam kesempatan yang sama, Li Qiang mengumumkan rencana Tiongkok Buat memperluas akses pasar bagi investor asing sebagai bagian dari upaya meningkatkan kepercayaan Dunia terhadap ekonomi Tiongkok.
Menanggapi tantangan eksternal, Li menegaskan bahwa Tiongkok siap menghadapi potensi guncangan tak terduga di masa depan.
(Muhammad Reyhansyah)