Rekam Jejak Luhut, Pengemban Dua Jabatan di Era Presiden Prabowo

Rekam Jejak Luhut, Pengemban Dua Jabatan di Era Presiden Prabowo
Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) danPrabowo Subianto saling memberi hormat usai menyampaikan testimoninya dalam peringatan ulang tahun Luhut Binsar Pandjaitan ke-76 di Jakarta, Kamis (28/9/2023).(MI/Susanto)

LUHUT Binsar Pandjaitan Mempunyai dua jabatan dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pada Senin (21/10) Luhut dilantik sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional

Sehari setelahnya, Luhut diberi tugas Prabowo menjadi Penasihat Tertentu Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan dalam Kabinet Merah Putih 2024-2029.

Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, menjelaskan Dalih mengapa Prabowo memberikan dua jabatan kepada Luhut Binsar Pandjaitan. Dasco menjelaskan bahwa kedua jabatan itu Mempunyai fungsi yang sama Yakni memberi masukan kepada Prabowo terkait ekonomi Berkualitas nasional maupun Dunia.

“Kalau Pak Luhut sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional sama tugasnya itu memberikan masukan kepada presiden tentang ekonomk di nasional maupun Dunia,” kata dia.

Dia menambahkan bahwa tugas Luhut sebagai penasihat presiden Bukan akan tumpang tindih dengan kementerian maupun lembaga lainnya. Dia menegaskan Kalau penasihat presiden akan memberikan masukan langsung kepada Presiden Prabowo Kepada memberikan masukan terkait isunya masing-masing.

“Sehingga menurut saya itu enggak akan tumpang tindih karena penasihat Tertentu presiden itu Bukan langsung turun ke kementerian,” kata dia.

Cek Artikel:  Peran Vital Satpol PP Menjaga Ketertiban Lazim dan Melindungi Hak Masyarakat

Menteri di era dua presiden sebelumnya

Posisi ini semakin memperkuat rekam jejak karier Luhut dalam pemerintahan, setelah sebelumnya dia juga dipercaya menjabat menteri oleh dua presiden yang berbeda.

Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur, putra Natalis Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947 itu dipercaya menjadi Menteri Perdagangan dan Industri pada 2000-2001.

Sebelum jadi menteri, Luhut merupakan Duta Besar RI Kepada Singapura pada 1999-2000 setelah ditunjuk oleh Presiden B.J. Habibie pada awal era Reformasi.

Banyak jabatan di era Presiden Joko Widodo

Setelah Lamban tak berkiprah di pemerintahan, Luhut kembali dipercaya menjabat sebagai menteri oleh Presiden Joko Widodo. Pada periode pertama pemerintahan Jokowi, Luhut awalnya menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan selama Dekat setahun.

Cek Artikel:  Pengamat Sebut DPR Enggak Perlu Tambah Komisi Ikuti Kementerian

Tetapi pada Agustus 2015, Luhut ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.

Dalam reshuffle Kabinet Kerja Jilid II pada Juli 2016, jenderal purnawirawan itu diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.

Kemudian, dalam Kabinet Indonesia Maju tahun 2019, ia dipercaya oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi hingga akhir masa tugas kabinet tersebut.

Di era kepemimpinan Jokowi, Luhut sempat merangkap sejumlah jabatan selain jabatan menteru, di antaranya:

  1. Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
  2. Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Waduk Prioritas Nasional
  3. Ketua Komite Kereta Segera Jakarta-Bandung
  4. Koordinator PPKM Distrik Jawa-Bali
  5. Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Di luar pemerintahan, Luhut Begitu ini juga merupakan Ketua Lazim Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) periode 2021-2025.

Karier dan penghargaan militer

Selama berkarier di militer, Luhut mendapat berbagai penghargaan. Selain meraih predikat lulusan terbaik Akademi Militer Nasional Angkatan 1970, dia juga menyandang predikat lulusan terbaik Akabri bagian darat dan mendapat penghargaan Adhi Makayasa pada 1970.

Luhut, yang pernah mengambil pendidikan Magister Administrasi Publik di George Washington University, Washington, Amerika Perkumpulan, juga pernah meraih penghargaan Trofi Payung Emas 1971 serta lulusan terbaik Kursus Dasar Kecabangan Infanteri pada 1971.

Luhut juga merupakan pendiri dan komandan pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981), yang merupakan salah satu Laskar Tertentu penanggulangan terorisme terbaik di dunia.

Luhut juga merupakan Komandan Satgas Tempur Tertentu Laskar Pemburu Kopassus (Detasemen-86) Di Sektor Tengah Tertentu (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Ia meraih prestasi dan predikat sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik Timor-Timur.

Begitu menjabat Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, ia juga meraih penghargaan Komandan Korem Terbaik di Indonesia pada 1995.

Pada akhir masa kemiliteran, Luhut mendapat penghargaan Jenderal TNI Kehormatan pada 2000.  (Ant/P-5)

 

Cek Artikel:  Stop Dugaan Gratifikasi Kaesang, KPK Pusat perhatian Tindaklanjuti Laporan Masyarakat

Mungkin Anda Menyukai