Reformasi Kemenkeu Disorot dalam Sri Mulyani No Limits Reformasi dengan Hati

Reformasi Kemenkeu Disorot dalam Sri Mulyani No Limits: Reformasi dengan Hati
Menteri Kuangan Sri Mulyani berfoto bersama para wartawan.(Antara)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan buku tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjudul Sri Mulyani No Limits: Reformasi dengan Hati di gedung Kemenkeu, Jakarta, Jumat (20/9) malam.

Kitab yang digarap oleh Metta Dharmasaputra bersama kontributor lainnya itu berisikan rekam jejak perjalanan Sri Mulyani sebagai pejabat publik, terutama selama masa pengabdiannya di institusi pengelola keuangan negara.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam acara tersebut mengungkapkan buku itu banyak berisikan tentang perjalanan reformasi Kemenkeu dalam dua dekade terakhir. Sepanjang itu pula Sri Mulyani dinilai memiliki peran penting dalam mengubah wajah institusi tersebut.

Baca juga : Sri Mulyani Luncurkan Kitab No Limits: Reformasi dengan Hati

Berkastasi berupa buku itu diharapkan dapat menjadi referensi pemikiran bagi banyak pihak. “Ini sifatnya pasif knowledge, ada di dalam kepalanya masing-masing dan ini harus kita tarik, keluarkan, dan kita dokumentasikan,” kata Suahasil.

Kitab setebal 577 halaman itu mencuplik beberapa perjalanan dan upaya reformasi yang dibawa oleh Sri Mulyani selama menjadi nakhoda di Kemenkeu. “Menurut saya sangat baik sebagai tradisi sebuah institusi,” kata Sri Mulyani.

Cek Artikel:  Bebas Khawatir saat Sibuk Kerja, BRImo Punya Fitur Tagihan Terjadwal

“Karena pengalaman yang terjadi juga merupakan pengalaman instinusi kemenkeu sehingga dia juga bisa bermanfaat bagi para pembuat keputusan-keputusan yang akan datang,” tambahnya.

Baca juga : Bertindak setelah Viral

Ani, sapaan karib Sri Mulyani, mengapresiasi penulis buku itu lantaran berhasil merangkai rentetan peristiwa dan kejadian dalam 20 tahun terakhir dengan baik.

“Kagak hanya berdasarkan alur waktu, tapi alur suatu kejadian atau isu cukup natural dan bisa membuat kita mungkin juga ingin tahu kejadian-kejadian ini. Jadi yang paling bagus adalah memanusiakan sebuah perjalanan karir,” jelasnya.

Kitab tersebut turut mencuplik perjalanan karier Sri Mulyani sedari menjadi karirnya sebagai ekonom muda di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI). Lewat saat ia menjabat di IMF, Bank Dunia, hingga menjadi Menkeu dan menteri di beberapa periode pemerintahan.

Cek Artikel:  Buka Tabungan BRI Junio Rencana untuk Anak Bisa Dapat Hadiah Menarik dari BRI

Baca juga : Diduga Terseret Kasus Korupsi Eks Pejabat Pajak Rafael Alun, Apa Jawab Raffi Ahmad?

Dalam peluncuran buku itu, sejumlah tokoh seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2015-2019 Darmin Nasution; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2014 Chairil Tanjung; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Lewat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi; Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco; hingga aktor Reza Rahadian.

Sejumlah tokoh yang hadir turut memberikan testimoni terhadap perjalan karier Ani sebagai Menkeu. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, misalnya, menceritakan bagaimana Ani mampu memecahkan persoalan saat krisis keuangan di 2008.

Baca juga : Pengamat: Perang Argumen Mahfud-Sri Mulyani Harus Diselesaikan

Begitu itu, Airlangga merupakan Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) dan diminta untuk berkumpul di Gedung Kemenkeu guna mencari solusi dan jalan keluar dari ancaman krisis yang terjadi saat itu.

Cek Artikel:  Harga Emas Dunia Sentuh Rekor Tertinggi

“Saya hadir dalam rapat itu, saya juga mengundang beberapa emiten dan pada waktu itu diputuskan bursa ditutup. Waktu itu belum di pemerintah. Lewat ada story yang kedua, pada saat covid-19 saya bersama Ibu (Sri Mulyani di pemerintahan). Jadi perjalanan memang panjang perjalanan unprecedented dan kita berada dalam perang lawan musuh yang tidak kelihatan. Tetapi saya bangga karena kita kompak sampai ke G-20,” terang Airlangga.

Sementara pebisnis Chairil Tanjung mengungkap kisah bagaimana perannya membujuk agar Sri Mulyani kembali ke Indonesia untuk menjadi Menteri. Chairil Tanjung bahkan harus berangkat ke Amerika Perkumpulan guna melobi Sri Mulyani kembali ke Tanah Air dalam makan malam.

“Waktu Pak Jokowi jadi presiden (di periode pertama), saya diminta untuk memberi masukan lah, siapa yang sebaiknya menggantikan saya sebagai pendukung perekonomian, saya bilang Bu Sri Mulyani,” ujar pebisnis yang biasa disapa CT itu. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai