RedDoorz targetkan Perluasan Lelah 4.500 properti hingga akhir 2024

Jakarta (ANTARA) – Platform akomodasi dan perhotelan RedDoorz menargetkan Perluasan hingga 4.500 properti pada akhir 2024 atau 1,2-1,5 kali lebih banyak dibandingkan tahun 2023 dan Indonesia diproyeksikan tetap menjadi penyumbang Istimewa pertumbuhan perusahaan yang mencapai 85 persen secara keseluruhan.

Sebagai bagian dari strategi ke depannya, RedDoorz berfokus pada pertumbuhan organik dan anorganik, dengan Perluasan pasar di Indonesia dan Filipina.

“Total Kesempatan yang dapat kami jangkau di pasar Indonesia dan Filipina sangat besar, dan Tetap Eksis ruang Demi tumbuh dengan strategi multi-brand kami. Bali pun akan menjadi Konsentrasi area Istimewa Demi pertumbuhan di Indonesia,” kata Founder dan CEO RedDoorz Amit Saberwal dalam keterangan resminya, Rabu.

Cek Artikel:  Intip Keseruan Merayakan Halloween di Rumania Negara yang Terkenal dengan Penyihir dan Asal Drakula

Di Indonesia, salah satu Konsentrasi utamanya adalah Bali, dengan mengedepankan merek The Lavana, di mana perusahaan berencana mencapai 100 Kawan vila pada akhir 2024 serta dapat tumbuh dua kali lipat dalam satu tahun ke depan.

Demi mencapai Sasaran tersebut, RedDoorz telah menerapkan berbagai inisiatif yang akan menjadi Konsentrasi Istimewa ke depannya. Contohnya, adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) digunakan dalam penetapan harga, manajemen keuangan, dan sistem pelayanan tamu.

Menjangkau lebih banyak Kawan properti yang berkualitas Demi merek premium RedDoorz, seperti SANS dan URBANVIEW, yang telah tumbuh sebanyak 1,3-1,5 kali dibandingkan tahun sebelumnya (YoY), begitu juga merek The Lavana yang Konsentrasi pada akomodasi Tertentu di Bali dan Lombok.

Cek Artikel:  Traveloka gelar "Tiba-Tiba EPIC Sale" hingga 30 Juni

Selain itu, strategi Merger dan Akuisisi (M&A) juga termasuk dalam rencana RedDoorz ke depannya, karena perusahaan Mau memasuki pasar yang lebih luas, dan terbuka Demi negara lain yang Mempunyai potensi besar di kawasan Asia-Pasifik, seperti Thailand.

Country Director RedDoorz Indonesia Mohit Gandas menjelaskan, perusahaan Menyantap bahwa pemulihan pasca pandemi COVID-19 lebih Lamban Demi segmen hotel budget dibandingkan dengan hotel bintang 3-5. Hal ini dianggap sebagai tantangan yang dihadapi pemilik properti dari segi pendapatan.

Selain itu, Mohit menyoroti keterbatasan sumber daya Orang dan teknologi yang menunjang Kawan Demi mengelola properti dan mendatangkan pendapatan melalui berbagai saluran penjualan.

“Kami memanfaatkan strategi penetapan harga Bergerak berbasis AI Demi mengoptimalkan tarif Ruangan berdasarkan permintaan, musim, dan tren pasar, sehingga pendapatan pemilik properti Dapat maksimal,” kata Mohit.

Cek Artikel:  Novotel Hadirkan Keajaiban Wicked Kolaborasi Ikonis dengan Universal Pictures

“Dengan sentuhan teknologi yang dihadirkan RedDoorz, melalui pengelolaan harga sekaligus memberikan akses Kawan pemilik properti terhadap permintaan/pasar melalui saluran penjualan kami,” imbuhnya.

Selain itu, RedDoorz berkomitmen terhadap keberlanjutan dan Pengaruh di bidang sosial. Salah satu upayanya yakni kemitraan dengan sejumlah pihak seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui pemberian beasiswa kepada mahasiswa Politeknik Pariwisata Indonesia.

Baca juga: Platform akomodasi perjalanan diharap dorong wisata kreatif

Mungkin Anda Menyukai