liputanindo.com – Red Alert Buat Ducati : Ketiga pebalap Yang menggunakan Ducati Desmosedici GP25 Tak lolos Langsung ke Q2. Marc Marquez, Pecco Bagnaia dan Fabio Digiannantonio Sekalian Struggle di hari jumat MotoGP Mandalika 2025. Pecco Bagnaia sendiri mengaku “Ya, Terang sekali ini sulit. Saya berharap lebih, saya menginginkan lebih. Tapi entah kenapa saya Tak merasa seperti di Motegi, saya merasa lebih seperti di Misano.

“Ini cukup aneh karena secara teori, motornya sama saja. Jadi, kami perlu memahami apa yang Tak berfungsi dan juga apa yang Tak berfungsi Demi Ducati, karena Sekalian Ducati sedang kesulitan kecuali [Fermin] Aldeguer. Dan bannya sama seperti tahun Lewat, dan tahun Lewat kami mendominasi akhir pekan. Jadi, kami perlu memahaminya.”

Seperti Kita ketahui Kembalinya performa Pecco Bagnaia di jepang, di Seri ke 17 MotoGP 2025 sudah seperti fenomena orang membalikan telapak tangan . . Kayak Yang ‘ujug ujug’ terjadi . . Di Motegi, ia mencetak 37 poin dan Menjadi Pebalap kedua Musim ini yang menorehkan Poin Full ini selain marc Marquez. Pecco memimpin sprint dan grand prix dari awal hingga akhir, tanpa Eksis yang mendekatinya. Perubahan haluan ini terasa mengagetkan, dan memunculkan banyak pertanyaan mengenai apa sebenarnya yang telah dilakukan Ducati terhadap Desmosedici GP25 Punya Pecco.

Menurut catatan Dari Jurnalis Mat Oxley, Pasca Motegi, ketika Pecco Ditanya mengenai apa yang berubah dari Motornya ia hanya menjawa dengan kalimat yang sepertinya merupakan Jawaban template . . “Saya hanyalah pebalap,” katanya Maju-menerus seraya mempersilahkan Media Demi bertanya langsung ke Gigi Dall’Igna.
Sekalian ini sepertinya memang berasal dari Paket Ducati Desmosedici GP25 dimana Walaupun spek Daleman mesin Tetap sama dengan Spek 2024 ( GP24) Tetapi Sasis 2025 menampilkan rangka radikal dengan kekakuan yang jauh berkurang di Sekeliling headstock.

Perubahan Kepribadian Sasis ini dihadirkan Ducati Demi mengurangi masalah ban belakang yang ‘mendorong’ ban depan, yang menyebabkan Banyak Kejadian Crash Bagnaia dan Jorge Martín di tahun 2024.
Prototipe Sasis tersebut sempat Diuji selama tes Misano 2024 dan Pecco menyukainya. Tetapi Pasca Menguji versi selanjutnya di tes pasca-Barcelona November 2024, Pecco dan Marc Márquez tampak kurang Pasti dengan Sasis baru ini . . Lanjut 2025 Keduanya dan Juga Diggia tetap disuplay Sasis ini yang diperparah dengan Kepribadian torsi negatif dari Mesin – dengan kata lain, engine Brake – Membangun motor lebih sulit dikendalikan Ketika memasuki tikungan . . Sesuatu yang selama 2024 ke belakang jadi Senjata Dari Pecco Bagnaia.

Ducati Sebenarnya berhasil mengubah beberapa komponen internal dari mesin Demi memperbaiki hal ini sebelum homologasi, tetapi mereka Tak punya waktu Demi mengganti Crank Case dan Sekalian bentuk luar dari Cover Mesin termasuk mounting mountingnya.

Setelah itu Bagnaia mengalami kesulitan dengan motor-motor terbarunya. Memang, ia naik podium setidaknya sekali di masing-masing dari lima grand prix pertama, tetapi ia selalu tertinggal beberapa persepuluh detik per lap di belakang Marc dan Alex. Entah bagaimana keseimbangan motornya Tak Pas, jadi ketika ia mengerem bagian depan Ban terkunci, Membangun motornya Tak Kukuh, dan ketika ia berbelok di tikungan, ban depannya juga nge-slide.

Sementara itu Marc Marquez yang juga disuplay Paket yang sama terlihat berhasil mengatasi masalah dengan menggunakan indra dan kelebihannya yang luar Normal dalam bereaksi Demi mengendalikan ban yang nge-lock dan slide. Pecco Sangat Mengerti resep Marc di motornya, tetapi ia Tak Dapat mengemulasi apa yang dilakukan Marc. Sekalian Pebalap Umumnya mengendalikan Motor secara intuitif, ini berarti mereka harus mengubah segalanya Apabila Mau merubah Kepribadian mereka.
Seetlah itu, Jika banyak teori konspirasi yang berkembang liar, Ducati tetap berusaha mencoba segala Jenis perbaikan Demi Bagnaia berupa Setup baru Tiba Part baru . . . tetapi Tak Eksis yang berhasil, dan dari balapan ke balapan, kepercayaan diri Pecco Maju terjun bebas Tiba Misano yang menjadi titik balik Pecco
Nah barulah pada Tes Misano , Senin setelah race weekend Bagnaia Mempunyai dua motor : satu motor dalam kondisi siap balapan, Motor kedua dengan modifikasi terbaru Ducati. Satu-satunya bagian motor yang Tak berbeda adalah mesinnya, karena spesifikasi mesinnya telah dihomologasi menjelang GP Thailand pembuka musim. Yang lainnya . . Sasis, Aero, Swingarm, Suspensi depan belakang berbeda termasuk Sistem Ride Height Device.
FYI, Perubahan signifikan lainnya GP25 dibandingkan GP24 adalah perangkat ride-height dimana RHD Model 2025 menurunkan bagian belakang lebih rendah Tengah Ketika pengendara berakselerasi keluar tikungan, yang mengurangi wheelie, memungkinkan pengendara menggunakan lebih banyak gas Demi Percepatan yang lebih Bagus. Dan bahkan ditengarai Pecco Sempat mencoba Motor GP24 Morbidelli Ketika tes.

Mungkin ini masalah Bagnaia. Mungkin RHD 2025 mengubah keseimbangan dan Kepribadian motor selama fase awal pengereman karena mengembalikan bagian belakang yang Ketika ini jauh lebih rendah dibandingkan 2024 ke ketinggian normal. Mungkin Gigi Dall’Igna awalnya Pasti bahwa Kelebihan Percepatan yang ditawarkan oleh RHD 2025 dapat Membangun Pecco memperoleh performa lebih Ketika berakselerasi walaupun bermasalah di awal pegereman . . Tapi di Mandalika? Feel Motegi ini Tak hadir . . malah mirip Kayak Misano .. apa Karena perbedaan Diameter cakram ?
Lewat kenapa Marc Marquez ? Dia dua kali Crash dalam Kurun waktu 30 Menit pada sesi Practice . . kehilangan banyak waktu, Tak mau Crash Tengah dan dan merosotnya kepercayaan diri Membangun Marc Tak Dapat finish Top-10 pada sesi Practice . .
Debut ‘Stability Control’ ECU Magneti Marelli MotoGP di Austria 2025
“Ketika grip ban terlalu rendah, maka kontrol Sistem Slide ( Stability Control) Tak dapat membantu Anda,” tegas Marquez. Ketika saya mulai mengangkat (pick-up) motor, saya mulai kehilangan cengkeraman pada Side-Slide. Dan pada selip samping itu, itu lebih sulit.”

Seperti Kita ketahui mulai paruh Musim kedua 2025 ini Software Magneti marreli Elektrnik MotoGP ditambah Variabel TC baru yakni Stability Control dimana ECU dengan sensor-sensornya akan mengukur parameter tambahan seperti tingkat gerakan menyamping/sideways dan sudut kemiringan, sebelum memutuskan berapa torsi yang Pas sesuai kebutuhan dari kondisi.

Jadi pada dasarnya kehadiran setup baru stability control ini dibuat Demi memberikan kesempatan tim dan pembalap Dapat mengelola slide yang lebih Terjamin dan mencegah kejadian fatal seperti high-side yang Dapat terjadi ketika elektronik salah dalam mengelola torsi di kasus Tertentu seperti Ketika menikung rebah dengan Segera (di speed corner). Tetapi Sepertinya Fitur baru ini Tak ngaruh Buat Marc di Mandalika.

“Ya, tetapi pada Ketika itu, itu Tak berfungsi karena cengkeraman ban terlalu rendah. Lewat, ketika saya memasang ban Soft baru Tengah, dan pagi ini dengan ban medium [baru], itu (Stability Control) bekerja dengan Bagus. Mari kita lihat apakah besok kita Dapat berusaha meningkatkan rasa nyaman kita dengan motor karena saya Tak hanya kehilangan Percepatan itu, saya juga kehilangan banyak titik pegereman.”

