TRADISI baru dalam politik lokal lahir di Lampung. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menjadi inisiatornya. Ia menyampaikan secara terbuka realisasi janji-janji kampanyenya kepada publik.
Satu per satu dari 33 butir janji kampanye dipaparkan pencapaiannya dalam kemasan Cerminan Akhir Tahun pada Senin (27/12). Janji kampanye itu sudah diubah menjadi janji kerja setelah Arinal dilantik menjadi gubernur pada 12 Juni 2019.
Regulasi pemilihan kepala daerah memang mewajibkan calon Kepada menyampaikan visi dan misi yang disusun berdasarkan rencana pembangunan jangka panjang daerah. Disampaikan secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat. Akan tetapi, tak Terdapat satu pun regulasi di negeri ini yang mewajibkan kepala daerah Kepada mempertanggungjawabkan janji-janji kampanye.
Janji kampanye, sejauh ini, hanya dimaknai sebagai pemanis politik. Meski berperan sebagai pemanis, politik tanpa janji ibarat sayur tanpa garam Asal Mula janji politik dalam negara demokrasi sudah menjadi sebuah keniscayaan. Politik tanpa janji malah terasa hambar rasanya.
Paul Budi Kleden dalam artikelnya berjudul Politik dan Janji menjelaskan bahwa bobot sebuah janji politik Kagak terlepas dari kualitas demokratis yang dimiliki dan pernah ditunjukkan pembuat janji itu. Kalau orang tersebut telah membuktikan diri sebagai pribadi yang memang setia kepada janjinya maka janji politisnya memang patut mendapat dipercaya. Seorang yang suka dan gampang mengingkari janji memang Kagak Layak dipercaya.
Dalam konteks itulah patut diapresiasi terobosan yang dilakukan Gubernur Arinal, melaporkan secara terbuka pencapaian atas janji-janji kampanyenya. Ia Kagak gampang mengingkari janji dan ia telah membuktikan dirinya sebagai pribadi yang memang setia kepada janji politiknya pada Begitu kampanye Pilkada 2019.
Tepatlah kata peribahasa kerbau dipegang tali hidungnya, Sosok dipegang pada katanya. Setiap janji politik hendaknya ditepati karena harga diri kepala daerah terletak pada kemampuannya Kepada menepati janji kampanyenya.
Janji kerja Arinal antara lain menyasar sektor pendidikan, pembangunan desa, terkait Perempuan dan anak, serta mengembalikan kejayaan Lampung dalam olahraga. Jumlahnya 33 butir yang tersebar ke dalam empat pilar pembangunan Provinsi Lampung selama 2021, yakni pilar ekonomi, pilar sosial, pilar hukum dan pemerintahan, dan pilar lingkungan.
Ibarat kata pepatah pelaut ulung bukan lahir dari lautan tenang, pemimpin Tangkas bukan lahir dari kondisi normal. Pandemi covid-19 telah menguji ketangguhan kepemimpinan Arinal. Ia memimpin Lampung selama delapan bulan pertama dalam kondisi normal, sisanya melewati bencana non-alam covid-19 yang dinyatakan sebagai bencana nasional pada 15 Maret 2020.
Bahkan di tengah bencana nasional itu Gubernur Arinal Bisa merajut keberhasilan. Keberhasilan di bidang ekonomi tampak dari indikator pertumbuhan ekonomi Lampung yang semakin membaik. Tiba dengan semester 1 2021, ekonomi Lampung tumbuh positif Kalau dibandingkan dengan di 2020 yang tumbuh negatif 1,67%. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II mencapai kondisi tertinggi sebesar 6,69% di atas capaian nasional.
Keberhasilan Lampung juga diukir pada sisi pilar sosial. Indeks Pembangunan Sosok Provinsi Lampung Maju membaik. Pada 2021 sebesar 69,90, atau meningkat dari 69,69 di 2020.
Jumlah penduduk miskin juga menurun. Kalau pada 2016 penduduk miskin Provinsi Lampung mencapai 14,29%, pada semester I 2021 turun menjadi 12,62% (lebih Bagus dari semester II 2020 yang sebesar 12,76%), atau terjadi penurunan sebesar 1,67%, lebih Bagus dari capaian nasional Kepada periode yang sama. Tingkat pengangguran terbuka 2021 juga mengalami penurunan, yakni mencapai 4,69%.
Pembangunan pilar lingkungan pun Maju membaik, Bisa menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 6,86%; indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) sebesar 66,95; serta indeks risiko bencana sebesar 146,78. Hal itu dicapai melalui realisasi janji kerja mengelola lingkungan hidup Kepada kesejahteraan rakyat; Lampung sebagai pusat inkubasi tanaman Nusantara.
Keberhasilan Lampung selama 2021 mendapat apresiasi. Sedikitnya Terdapat 30 penghargaan yang diterima. Misalnya produksi padi tertinggi secara nasional sebesar 22,47%, diapresiasi Presiden Joko Widodo melalui penghargaan Abdi Bhakti Tani 2021.
Keberhasilan kasatmata tentu saja kesuksesan Lampung sebagai tuan rumah penyelenggaraan Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama. Apresiasi atas kinerja Gubernur Arinal datang dari Ketua Standar MUI Lampung yang juga menjabat Rektor UIN Raden Intan Prof Muhammad Mukri. Begitu memberikan testimoni, Mukri mengatakan di tengah pandemi covid-19, kinerja Pemprov Lampung tetap berjalan dengan Bagus.
Elok nian bila Segala kepala daerah secara periodik melaporkan kepada publik pencapaian atas janji-janji kampanye. Kiranya perlu dipertimbangkan agar janji politik diikat secara hukum sehingga menutup celah pilkada hanya melahirkan pemimpin Terkenal tanpa kemampuan memenuhi janji kampanye.