PEMERINTAH akan segera berkoordinasi Buat membahas maraknya aksi buang susu oleh peternak sapi. Pembahasan itu bakal dilakukan dengan melibatkan Seluruh pihak guna mendapatkan solusi terbaik.
“Kami akan segera mengoordinasikan para pihak yang terkait dengan kasus pembuangan susu sapi oleh para peternak sapi dari pihak DPN (Dewan Persusuan Nasional), pihak peternak, dari industri pengolah susu, dan instansi terkait akan segera kami bahas penyelesaiannya, semoga segera tuntas,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza kepada Media Indonesia, Minggu (10/11).
Diberitakan sebelumnya, Koperasi dan pengepul susu segar di Jawa Timur kelimpungan Tiba akhirnya membuang susu lantaran Bukan terserap industri pengolahan susu (IPS) sejak awal Oktober 2024 hingga Ketika ini.
Sekeliling 200 ton susu di Jatim menumpuk di koperasi dari total produksi 900 ton per hari. Jumlah susu yang Bukan terserap industri itu Dapat lebih besar mengingat Terdapat banyak pengepul yang Bukan Mempunyai tandon berpendingin yang memadai. Akhirnya, mereka membuang susu karena sudah rusak.
“Sejak awal Oktober, kami sudah membuang susu Sekeliling 2-3 tangki kapasitas 17 ton per tangki,” kata Sulistyanto, Ketua Koperasi Peternakan Sapi Peras (KPSP) Setia Sahabat Nongkojajar, Pasuruan, Jatim, Minggu (10/11).
Sulistyanto yang juga aktif di Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengungkapkan 7.000 peternak tergabung dalam KPSP Setia Sahabat Nongkojajar dan memproduksi 97 Tiba 100 ton per hari. Sebelum Oktober, seluruh susu terserap habis pada sejumlah industri atau perusahaan susu, Merukapan Indolakto, Frisian Flag Indonesia, Cisarua Mountain Dairy Tbk (Cimory), dan Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM). Setiap perusahaan biasanya minta dipasok 20 ton Tiba 55 ton per hari.
Belakangan, sejumlah industri menerapkan aturan pengurangan permintaan yang oleh pengelola koperasi susu dianggap sangat mendadak. Perusahaan mengurangi permintaan susu rata-rata 2-5 ton per hari, itu pun disertai dengan penundaan jadwal pengiriman. Alasannya, Terdapat yang bilang perbaikan mesin pengolahan susu dan Elemen daya beli masyarakat sedang menurun.
Kondisi ini Membangun peternak merugi, apalagi mendekati penerapan program sarapan bergizi gratis prioritas Presiden Prabowo Subianto. Hal serupa juga dirasakan peternak di Kabupaten Malang.
“Menurut saya itu Bukan masuk Pikiran. Kerugian kami sudah miliaran rupiah,” ucap Sulistyanto. (E-2)