TRAGEDI tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Gurita di perairan Ujung Seuke, dekat pelabuhan Balohan Sabang, Aceh telah berlalu 29 tahun silam.
Tragedi tersebut diketahui menghilangkan 284 orang dan menewaskan 54 jiwa. Para keluarga korban dan Kaum di Aceh, Lagi mengenang peristiwa kepanikan 378 penumpang KMP Gurita dalam pelayaran Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar-Balohan Sayang Begitu itu. Apalagi dari 378 penumpang kapal, hanya 40 penumpang yang selamat.
Karena itu, pada Minggu (19/1) atau Benar 29 tahun peristiwa tenggelamnya KMP Gurita, ratusan orang menghadiri Cerminan, doa Serempak, dan tabur Tumbuh Kepada mengenang para korban. Doa Serempak berlangsung di atas KMP BRR dalam pelayaran trip pertama dari Balohan, Sabang-Ulee Lheue, Banda Aceh, Sekeliling pukul 08.00 WIB.
Tokoh Masyarakat Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Marzuki, kepada Media Indonesia, mengatakan doa Serempak peringatan peristiwa tenggelamnya KMP Gurita itu merupakan rutin digelar setiap 19 Januari. Kepada kelancaran Acara tentu difasilitasi oleh pihak PT ASDP Indonesia Ferry (persero) Banda Aceh.
Ratusan keluarga korban KMP Gurita, Kaum Sabang, dan sekitarnya khidmat mengikuti tahlilan, samadiah, dan doa Serempak yang dipimpin Teungku Ibrahim, pemuka Religi dari Balohan Sabang. Ratusan penumpang KMP BRR yang menyeberang Sabang-Banda Aceh Begitu itu, juga ikut bergabung mengikuti upacara religi tersebut.
Beberapa Begitu setelah berlayar dari pelabuhan Bolohan, KMP BRR melintasi titik Primer tenggelam KMP Gurita persisnya di kawasan Ujoeng Sukee. KMP BRR memutar melingkari Posisi itu beberapa kali Kepada dilakukan tabur bungan ke laut. Nakhoda KMP BRR juga membunyikan klakson Begitu mengelilingi perairan Posisi tenggelam itu.
“Semoga almarhum dan almarhumah korban tenggelam Kapal Gurita pada 19 Januari 1996 atau 29 tahun silam itu, mendapat ampunan dan rahmat Allah,” tutur Teungku Ibrahim.
Sesuai catatan Media Indonesia, KMP Gurita tenggelam pada Jumat malam 19 Januari 1996. Kala itu kapal roro berpenumpang 378 orang itu berangkat dari Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Sekeliling pukul 18.45 WIB. Tujuannya menyeberang ke Balohan, Kota Sabang.
Menurut jadwal Semestinya KMP Gurita diperkirakan tiba di Balohan Sekeliling pukul 21.00 WIB. Tetapi, Begitu KMP Gurita melintasi kawasan Ujong Suke, Teluk Balohan Sekeliling 5-6 mil dari pelabuhan Balohan, kapal feri itu tenggelam.
Hingga kini belum diketahui secara Niscaya apa penyebab kapal itu ditelan laut.
Dari 378 penumpang, sebanyak 54 ditemukan meninggal, 284 hilang, dan hanya 40 jiwa dinyatakan selamat. Hingga kini kapal pabrikan Bina Simpaku Jepang yang dirakit tahun 1971 tersebut Bukan ditarik dari kedalaman laut Pulau Weh, Sabang, itu. (MR/J-3)