Liputanindo.id – Rusia mengecam keputusan Prancis menyatakan penolakan pihak Prancis untuk memberikan akreditasi kepada beberapa jurnalis asal Rusia untuk Olimpiade Paris 2024 tidak dapat diterima. Rusia menuduh pihak berwenang Prancis merusak kebebasan media.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan keputusan PrancisĀ menolak lebih dari 4.000 permohonan akreditasi Olimpiade karena kekhawatiran spionase dan serangan siber tidak dapat diterima. Keputusan itu melanggar komitmen Paris terhadap OSCE.
“Kami menganggap keputusan seperti itu tidak dapat diterima. Kami yakin keputusan seperti itu melemahkan kebebasan media. Dan keputusan tersebut jelas melanggar seluruh komitmen Prancis terhadap OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa) dan organisasi lain,” katanya, dikutip Reuters, Senin (22/7/2024).
Bukan hanya itu saja, Kremlin juga menyebut tindakan Prancis yang menolak jurnalis Rusia melanggar kebebasan media.
“Dan tentu saja kami ingin melihat reaksi terhadap keputusan tersebut dari organisasi hak asasi manusia yang relevan, dari organisasi yang fokus untuk memastikan semua landasan dan aturan kebebasan media,” tegasnya.
Negara-negara Barat pada hari Jumat menuduh Rusia bertindak kasar terhadap kebebasan media setelah pengadilan memutuskan reporter AS Evan Gershkovich bersalah melakukan spionase dan menjatuhkan hukuman 16 tahun penjara kepada dia di koloni dengan keamanan maksimum.
Perusahaan yang mempekerjakannya, Wall Street Journal, menyebut keputusan tersebut sebagai hukuman palsu yang memalukan, dan mengatakan dia hanya melakukan pekerjaannya sebagai reporter yang diakreditasi oleh Kementerian Luar Negeri untuk bekerja di Rusia.
Tetapi Kremlin mengatakan kasus dan pengaturan persidangan merupakan urusan pengadilan, namun menyatakan sebelum putusan dan tanpa menerbitkan bukti bahwa Gershkovich telah tertangkap basah sedang memata-matai.
Menteri Dalam Negeri sementara Prancis sebelumnya mengatakan bahwa dinas keamanan Prancis telah menolak lebih dari 4.000 permohonan akreditasi Olimpiade, termasuk karena kekhawatiran spionase dan serangan siber.
Gerald Pengabdiannin, yang mengatakan hampir seratus permohonan telah ditolak karena ketakutan akan spionase, mengatakan beberapa dari mereka yang ditolak berasal dari Rusia dan Belarus, sekutu setia Moskow.
Interaksi antara Rusia dan Prancis memburuk akibat perang di Ukraina.
Prancis telah memasok peralatan militer ke Kyiv dan Presiden Emmanuel Macron menyebut Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin sebagai musuh, dan memperingatkan bahwa kredibilitas Eropa akan berkurang menjadi nol jika Moskow memenangkan perang.