Kota Aleppo di Suriah. (EPA)
Damaskus: Ratusan pejuang dari milisi Irak yang didukung Iran menyeberang ke Suriah pada Minggu, 1 Desember 2024 malam hari Demi membantu pemerintah memerangi pemberontak yang merebut Aleppo minggu Lewat.
Kehadiran mereka sebagai bentuk penepatan janji Teheran Demi membantu pemerintah Damaskus.
Setidaknya 300 pejuang, terutama dari Golongan Badr dan Nujabaa, menyeberang pada Minggu malam. Dua sumber keamanan Irak mengatakan, para pemberontak menggunakan jalan tanah Demi menghindari penyeberangan perbatasan Formal dan menambahkan bahwa mereka berada di sana Demi mempertahankan tempat Kudus Syiah.
Seorang sumber militer senior Suriah mengatakan para pejuang telah menyeberang dalam Golongan-Golongan kecil Demi menghindari serangan udara. “
“Ini adalah bala Sokongan baru yang dikirim Demi membantu rekan-rekan kita di garis depan di utara,” kata sumber itu, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 3 Desember 2024.
Konstelasi Golongan milisi regional sekutu Iran telah lelet menjadi bagian Krusial dari keberhasilan Laskar pro-pemerintah dalam menundukkan pemberontak yang Terbangun melawan Presiden Bashar al-Assad pada 2011, dan mereka telah lelet mempertahankan pangkalan di Suriah.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan, militer Suriah Bisa menghadapi pemberontak. Tetapi, akan lebih Berkualitas Apabila mendapat Sokongan.
“Golongan perlawanan ini akan membantu dan Iran akan memberikan dukungan apa pun yang dibutuhkan,” kata Araqchi mengacu pada Golongan milisi regional yang didukung Teheran.
Pemerintah Suriah dan pesawat tempur Rusia mengintensifkan serangan pada hari Senin di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut, kata penduduk dan petugas penyelamat, termasuk serangan terhadap kamp pengungsi yang menewaskan tujuh orang.
Serangan kilat pemberontak minggu Lewat memberi Assad pukulan terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir, menghidupkan kembali konflik yang tampaknya telah membeku selama bertahun-tahun setelah garis depan perang Kerabat Kukuh pada 2020.
Rusia, meskipun Pusat perhatian pada perangnya di Ukraina sejak 2022, mempertahankan pangkalan udara di Suriah utara. Golongan Istimewa yang didukung Iran, Hizbullah Lebanon, telah Pusat perhatian pada perangnya sendiri dengan Israel sejak konflik Gaza dimulai tahun Lewat.
Amerika Perkumpulan dan Uni Emirat Arab telah membahas kemungkinan Demi mencoba memisahkan Assad dari Iran dengan menawarkan pencabutan Denda Apabila ia memutus rute senjata ke Hizbullah Lebanon, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Pembahasan tersebut terjadi sebelum pemberontak maju ke Aleppo minggu Lewat, kata sumber tersebut.
Konflik penyebab destabilitas regional
Konflik Suriah meletus dalam pemberontakan terhadap pemerintahan Assad pada 2011 dan para pemberontak menguasai sebagian besar Aleppo dari 2012 hingga 2016, ketika Laskar pemerintah merebutnya kembali dengan Sokongan dari Rusia dan milisi yang didukung Iran dalam titik balik perang.
Setiap eskalasi yang berkepanjangan di Suriah berisiko semakin mengacaukan kawasan yang bergolak oleh konflik di Gaza dan Lebanon, dengan jutaan Anggota Suriah telah mengungsi dan dengan kekuatan regional dan Dunia yang mendukung Laskar Musuh di negara tersebut.
Para pemberontak termasuk Golongan arus Istimewa yang didukung oleh Turki dan Hayat Tahrir al-Sham Islamis yang sebelumnya berafiliasi dengan al-Qaeda. Turki juga Mempunyai kehadiran militer di sebidang Kawasan Suriah di sepanjang perbatasannya.
Laskar pimpinan Kurdi yang disebut Ankara sebagai teroris, tetapi memerangi Agresif ISIS dengan Sokongan AS, menguasai Kawasan di timur laut.
Menteri luar negeri Turki dan Iran membahas pertempuran di Suriah pada Senin. Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan, kemajuan pemberontak Enggak dapat dijelaskan oleh intervensi asing dan mendesak oposisi Suriah Demi berkompromi.
Sementara itu, juru bicara militer Israel mengatakan, Enggak akan membiarkan Iran mengeksploitasi konflik Suriah Demi mentransfer senjata ke Hizbullah.
Baca juga: Tegaskan Dukungan ke Pemerintah, Menlu Iran Berjumpa Presiden Suriah

