BARU-baru ini, potensi gempa di zona megathrust yang dikabarkan hanya menunggu waktu untuk terjadi di Indonesia, menjadi perbincangan publik luas. Hal itu menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat di sekitar Bandung yang wilayahnya berpotensi mengalami gempa bumi besar akibat adanya sesar lembang.
Di wilayah Bandung Raya, terdapat patahan atau sesar lembang yang berada di utara Kota Bandung. Sesar aktif ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan skala magnitudo 6,8 hingga 7.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, Meidi menyatakan, hingga saat ini Sesar Lembang masih aktif dan berpotensi menyebabkan gempa.
Baca juga : BMKG: Informasi Potensi Gempa di Area Megathrust Selat Sunda bukan Peringatan Awal
Tetapi begitu, masyarakat yang tinggal di kawasan sesar tidak perlu cemas dan takut, tetapi harus lebih meningkatkan mitigasi. Ia memastikan, pemerintah akan terus memantau kondisi sesar lembang berkoordinasi dengan instansi dan pihak terkait.
“Berdasarkan informasi dan data yang kami miliki, Sesar Lembang ini harus diwaspadai. Definisinya masyarakat boleh takut tapi punten saya mohon dengan sangat, jangan ketakutan,” kata Meidi, Selasa (20/8).
Ia menjelaskan, titik nol Sesar Lembang berada di Desa Bojong Koneng Kecamatan Ngamprah hingga ujung timur di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang dengan panjang 29,5 km.
Baca juga : Ini Beda Gempa di Jepang dan Indonesia Menurut Profesor Universitas Kagawa
“Atas dasar data yang ada sama saya, itu (sesar) tetap bergerak ke kiri dan ke kanan serta ke dalam. Jadi mohon maaf, saya harus bicara dan menganalisa secara pahit, tidak manis, itu bisa terjadi kapan saja,” jelasnya.
Selain melakukan mitigasi, ia meminta masyarakat terutama umat muslim terus berdoa agar kejadian yang ditakutkan itu tidak sampai terjadi.
“Cita-cita semua ini jangan sampai terjadi, ya kalau itu terjadi, saya tidak bisa membayangkan seperti apa nanti dampaknya. Berkualitas nyawa, ekonomi hancur, bukan hanya KBB termasuk juga wilayah Bandung Raya,” ucap Meidi.
Baca juga : Hadapi Potensi Megathrust, Mitigasi Bencana Harus Dikuatkan
BPBD sudah bekerjasama dengan Lembaga Relawan Bandung Barat dengan membentuk Satuan Pendidikan Kondusif Bencana (SPAB) di beberapa sekolah di Desa Cikahuripan Lembang.
“Kedepan insyaallah, saya akan komunikasi dengan Kadisdik kita akan berkeliling ke sekolah-sekolah di Lembang untuk menyosialisasikan dan mitigasi bencana,” ujarnya.
Selain itu, tambah Meidi, BPBD akan menambah jumlah Desa Unggul Bencana (Destana) di Bandung Barat. Setelah itu terwujud, BPBD kemudian membentuk Kecamatan Tanggap Bencana (Kencana).
“Karena bencana kapan pun, dimana pun bisa terjadi. Kita semua harus siap, termasuk itu unsur pemerintahan, masyarakat,” tandasnya. (Z-9)