Qatar Tuntut Digelar Penyelidikan Global Atas Serangan Israel terhadap UNIFIL

Qatar Tuntut Digelar Investigasi Internasional Atas Serangan Israel terhadap UNIFIL
Ilustrasi–Personel kontingen Garuda yang akan bergabung dengan UNIFIL di Libanon.(ANTARA/Bayu Pratama S)

QATAR, Jumat (11/10), menuntut penyelidikan internasional segera atas penargetan Israel terhadap misi penjaga perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL).

Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam, ‘Serangan yang menargetkan Laskar Sementara PBB di Libanon (UNIFIL), yang menimbulkan korban luka di kalangan personelnya.”

Disebutkan pula bahwa serangan terhadap UNIFIL merupakan, “Pelanggaran terang-terangan terhadap ketentuan hukum kemanusiaan internasional dan Resolusi Dewan Keamanan No. 1701.”

Baca juga : Israel semakin Sadis, Spanyol Desak Penghentian Ekspor Senjata

Resolusi tersebut menuntut penghentian konflik antara Libanon dan Israel secara menyeluruh serta pembentukan zona demiliterisasi di antara Garis Biru — batas antara Libanon dan Israel — dan Sungai Litani, yang hanya mengizinkan kepemilikan senjata dan peralatan militer bagi pasukan Libanon dan UNIFIL di area tersebut.

Cek Artikel:  Soal Situasi Timur Tengah, Jerman: Kagak Eksis Perdamaian Tanpa Solusi Dua Negara

Kementerian mendesak komunitas internasional untuk melakukan, “Tindakan tegas guna memaksa pendudukan Israel agar segera menghentikan serangan agresif mereka dan pelanggaran berulang terhadap hukum internasional.”

Pada Jumat (11/10) pagi, militer Israel menembaki sebuah pos pemantauan milik pasukan penjaga perdamaian PBB di markas besarnya di Naqoura, Libanon selatan. Akibatnya, dua pasukan penjaga perdamaian dari kontingen Sri Lanka terluka, menurut Kantor Informasi Nasional Libanon.

Baca juga : Qatar: Serangan Israel ke UNIFIL Langgar Hukum Global

Dua pasukan penjaga perdamaian lainnya, yang berasal dari Indonesia, juga mengalami hal serupa pada Kamis (10/10).

Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Libanon terhadap apa yang diklaim tetapi tanpa bukti transparan ke publik sebagai target Hizbullah sejak 23 September. Sedikitnya 1.351 orang tewas dan lebih dari 3.800 lainnya terluka serta 1,2 juta orang mengungsi akibat serangan rezim tersebut.

Cek Artikel:  Jepang Luncurkan Kampanye Reformasi Gaya Kerja untuk Perkenalkan Aturan Kerja Empat Hari Seminggu

Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak terjadinya ofensif di Jalur Gaza, ketika kelompok Palestina Hamas meluncurkan serangan tahun lalu.

Hingga kini, lebih dari 42.100 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan tersebut.

Kendati terdapat peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang kawasan di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Israel memperluas konflik dengan melakukan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai