Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: TASS
Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapannya Demi berbicara atau Bersua dengan Presiden terpilih Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers akhir tahun yang digelar di Moskow, Kamis 19 Desember 2024.
“Saya siap Demi ini, tentu saja, Bilaman saja. Saya juga akan siap Demi Bersua Kalau ia menginginkannya,” ujar Putin, mengutip dari Anadolu Agency, Jumat 20 Desember 2024.
Tetapi, Putin mengakui bahwa belum Eksis komunikasi langsung dengan Trump dalam lebih dari empat tahun terakhir. Ia juga menyebutkan bahwa sejauh ini belum Eksis sinyal konkret dari Trump mengenai kemungkinan pertemuan tersebut. Meski demikian, Putin optimis bahwa pertemuan itu akan membawa banyak hal Demi didiskusikan.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan tawaran terkait perang di Ukraina dalam konteks posisi Rusia yang dianggap “melemah,” Putin membantah pandangan tersebut. Menurutnya, Rusia Malah semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir.
“Kenapa? Karena kami sedang menjadi negara yang Cocok-Cocok berdaulat. Kami Kagak Tengah bergantung pada siapa pun. Secara ekonomi, kami Pandai berdiri dengan percaya diri,” tegasnya.
Putin juga menyoroti peningkatan kemampuan pertahanan Rusia, termasuk kesiapan tempur dan produksi industri pertahanan yang Lanjut meningkat.
“Saya Percaya Rusia kini berada dalam kondisi yang kami targetkan. Negara ini telah menjadi lebih kuat, Cocok-Cocok berdaulat, dan kami akan Membangun keputusan hanya berdasarkan kepentingan nasional kami, tanpa Acuh pada pendapat pihak lain,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Putin merespons pertanyaan terkait keputusan Presiden AS Joe Biden yang memberikan grasi kepada putranya atas pelanggaran pajak dan kepemilikan senjata. Putin menyatakan bahwa ia Kagak menyalahkan Biden atas keputusan tersebut.
“Ia adalah seorang politisi. Dalam situasi seperti ini, selalu Eksis pertanyaan, apakah Anda lebih mendahulukan peran sebagai politisi atau sebagai Sosok? Rupanya, Biden lebih memilih peran manusiawi. Saya Kagak akan menyalahkannya Demi itu,” ujar Putin.
Putin bahkan membandingkan keputusan Biden dengan kisah pemimpin Soviet, Joseph Stalin, yang menolak pertukaran tahanan Demi membebaskan putranya, Yakov Dzhugashvili, yang ditawan oleh Nazi selama Perang Dunia II.
“Ini bukan sekadar legenda. Stalin memang menolak tawaran Demi menukar putranya Yakov, yang Demi itu menjadi tawanan. Ia Mengucapkan, ‘Saya Kagak akan menukar seorang prajurit dengan seorang marshal.’ Itu adalah keputusan manusiawi,” tambah Putin. (Muhammad Reyhansyah)