UPAYA peningkatan kualitas kesehatan anak harus mendapatkan perhatian serius demi mewujudkan generasi penerus yang mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan.
“Kualitas kesehatan anak harus terus ditingkatkan. Sejumlah ancaman terhadap kesehatan generasi penerus bangsa itu, seperti gangguan penglihatan, harus segera diatasi,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/10).
Catatan Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa prevalensi gangguan penglihatan pada anak usia sekolah 5-19 tahun di Indonesia diperkirakan mencapai 10%. Hal itu dinilai sudah menjadi masalah tingkat nasional maupun global.
Baca juga : Pusingkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas
Data World Report on Vision pada 2019 terdapat 65 juta anak di dunia menderita mata minus atau miopia dan diprediksi meningkat menjadi 275 juta pada 2050.
Menurut Lestari, sejumlah upaya pencegahan harus segera dilakukan untuk menahan pertambahan kasus gangguan penglihatan di usia muda.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat, deteksi dini untuk memantau munculnya gejala awal gangguan penglihatan pada anak harus menjadi bagian pemeriksaan kesehatan dasar di unit-unit pelayanan kesehatan yang ada.
Baca juga : Pencegahan Penyakit Harus Konsisten dan Terukur untuk Lindungi Masyarakat
Selain itu, tambah Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah, pembiayaan sejumlah upaya pencegahan itu juga harus konsisten didukung melalui skema jaminan kesehatan nasional (JKN).
Rerie mendorong agar gangguan penglihatan pada anak mendapat perhatian serius dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, demi mewujudkan generasi penerus yang sehat dan tangguh.
Member Majelis Tinggi Partai NasDem itu sangat berharap upaya peningkatan kualitas kesehatan anak harus menjadi bagian dari proses pembangunan sumber daya manusia (SDM) nasional yang mampu berdaya saing di masa depan. (*/Z-2)