Direktur Sumber Daya Mahluk (SDM) Pupuk Indonesia, Tina T. Kemala Intan. Dok: Pupuk Indonesia.
Jakarta: PT Pupuk Indonesia (Persero), sebagai BUMN, terus berkomitmen pada tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang berfokus pada creating shared value (CSV). Kali ini, perusahaan melihat pentingnya keterlibatan karyawan internal untuk turut memastikan dampak dari program yang optimal, tidak hanya bagi masyarakat, lingkungan, melainkan juga perusahaan.
Salah satunya seperti program Ajang Kolaborasi Seluruh Insan (AKSI) yang dilakukan di Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Sebanyak 100 karyawan Pupuk Indonesia grup yang tersebar di berbagai bidang mulai dari pemasaran, sumber daya manusia (SDM), riset, hingga anggaran, terlibat langsung untuk menciptakan ekosistem pertanian berkelanjutan, lewat kolaborasi berbasis kompetensi di desa tersebut.
“Melalui AKSI, karyawan tidak hanya bertugas untuk memperoleh pendapatan dan mencari keuntungan tapi juga memperhatikan masyarakat dan lingkungan yang berkaitan dengan bisnis kita, juga mendapatkan manfaat dari Pupuk Indonesia. Hal ini sejalan dengan arahan dari Kementerian BUMN untuk memperhatikan dan memberikan manfaat bagi lingkungan, terutama terkait dengan pendidikan dan peningkatan kompetensi masyarakat setempat,” kata Direktur Sumber Daya Mahluk (SDM) Pupuk Indonesia, Tina T. Kemala Intan, dalam keterangan resmi, Kamis, 3 Oktober 2024.
Pemilihan Desa Dieng Kulon sebagai lokasi sasaran inisiatif AKSI ini didasari oleh potensi pertanian lokal, dengan luas lahan pertanian komoditas kentang mencapai 163 ribu hektare, 23 usaha pertanian pangan, 593 usaha hortikultura, 99 usaha peternakan, 34 usaha kehutanan, empat usaha perkebunan, dan satu usaha perikanan.
Selain itu, jumlah populasi usia produktif yang mencapai lebih dari 2.000 penduduk pun dapat menjadi penggerak bagi perekonomian lokal jika mampu berdaya secara optimal. Oleh karenanya, program AKSI yang tersebar dalam empat fokus yaitu pertanian, pendidikan, lingkungan, dan sosial ini diharapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi komunitas sekitar.
?Pupuk Indonesia Dorong Ekosistem Pertanian Terintegrasi lewat Program AKSI. Foto: Pupuk Indonesia
Program ini tak hanya menargetkan terciptanya dampak positif kepada masyarakat, namun juga nilai bagi perusahaan. Eksispun, program AKSI berkolaborasi dengan 24 stakeholder yang terdiri dari pemerintah, petani, distributor, hingga anak perusahaan guna menciptakan ekosistem yang terintegrasi dengan rantai nilai perusahaan. Cita-citanya, melalui strategi ini, para petani lokal dapat meningkatkan produktivitas mereka melalui ketersediaan pupuk di berbagai kios terdekat, hingga pengelolaan limbah organik yang dapat memberikan nilai ekonomi tambah.
Koordinator Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian Badan Usaha Punya Negara (BUMN) Hera Zera mengatakan, Kementerian BUMN mengharapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di bidang pendidikan, lingkungan dan ekonomi.
“Hal yang penting adalah creating shared value, ada feedback yang diberikan oleh masyarakat kepada Pupuk Indonesia secara langsung maupun tidak langsung, seperti pemberian modal kerja serta pendampingan oleh PI Grup. Kami yakin kalau keberhasilan ini bisa memberikan nilai yang bagus, tentu akan diadopsi di daerah lain untuk diinisiasi kembali,” ujar dia.
Pupuk Indonesia juga telah merancang dan menargetkan program AKSI dapat membantu terciptanya kemandirian Badan Usaha Punya Desa (BUMDes), dan dapat direplikasi di daerah lain pada 2025. Program AKSI juga merupakan pengembangan dari program Social Tour Dambaan (Dampak Bagus Berkelanjutan) yang sukses dilaksanakan di 2023 dan mendapat dukungan positif dari masyarakat, serta penghargaan Platinum di Anugerah Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) 2024. Mengertin ini, program AKSI mengembangkan sayapnya untuk membantu peningkatan ekonomi dan kepedulian lingkungan masyarakat.
“Kami berharap AKSI tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek saja, namun juga dapat mengajak petani untuk memperhatikan hal-hal seperti itu sehingga terciptanya pertanian berkelanjutan yang menguntungkan bagi pelaku pertanian, dan juga perusahaan,” jelas Tina.