Punya Laboratorium Kelas Dunia, Indonesia Aktif Tingkatkan Ciptaan Produk Bebas Asap

Ilustrasi laboratorium. Foto: Freepik.

Jakarta: Ciptaan lahir dari perkembangan teknologi dan riset yang membuka Kesempatan baru bagi berbagai sektor Buat menciptakan solusi yang lebih Bagus. Dengan pendekatan terintegrasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, Ciptaan kini Pandai menjawab berbagai tantangan Dunia, termasuk Buat memperkenalkan alternatif yang lebih Bagus bagi perokok dewasa (21+).

Buat memberikan pilihan yang lebih Bagus bagi perokok dewasa yang memutuskan Buat Maju menggunakan produk tembakau dan produk nikotin lainnya, PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna), Berbarengan perusahaan induknya Philip Morris International (PMI), memperkenalkan berbagai produk tembakau inovatif bebas asap yang dikembangkan berdasarkan penelitian ilmiah dengan pendekatan pengurangan bahaya pada produk tembakau.

Di Indonesia, Sampoerna telah mengalokasikan Sekeliling USD330 juta Buat investasi produk bebas asap. Investasi ini diwujudkan melalui peresmian fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat, dan pelepasan ekspor perdana ke Asia Pasifik pada awal 2023. Pabrik ini merupakan fasilitas produksi PMI Buat produk tembakau inovatif bebas asap yang pertama di Asia Tenggara dan ketujuh di dunia.

Cek Artikel:  Saham AS Variatif, Indes Dow Jones Terpelanting

Upaya ini juga menunjukkan peran aktif Sampoerna sebagai salah satu pilar ekonomi nasional melalui investasi berkelanjutan, hilirisasi, Ciptaan, penyerapan tenaga kerja, pengembangan sumber daya Insan, dan penciptaan nilai tambah Buat mendukung Sasaran pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen.

Head of Quality Sampoerna Nikolas Widhi Ananggadipa menyampaikan, fasilitas produksi di Indonesia difokuskan Buat memenuhi permintaan pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik dan domestik, sejalan dengan langkah pemerintah mendorong investasi dan meningkatkan ekspor barang jadi.

Dua tahun beroperasi, fasilitas ini telah mengirimkan produk ke berbagai negara seperti Armenia, Azerbaijan, Jepang (duty free), Kazakhstan, Maldives, Malaysia, Nepal, New Zealand, Filipina, Pakistan, Korea (duty free), dan lainnya.

“Tanggapan yang kami terima sangat positif. Terbukti dari semakin meningkatnya jumlah negara yang kami pasok,” Terang Nikolas dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 11 Februari 2025.

Cek Artikel:  2028, Layanan ITSK Diproyeksikan Naik ke 100 Produk

Hal ini juga merupakan bagian dari upaya Sampoerna Buat berkontribusi di bidang ekonomi melalui hilirisasi tembakau sebagai salah satu komoditas strategis nasional, serta industrialisasi hasil tembakau melalui pemanfaatan Ciptaan dan teknologi.
 


(Head of Quality Sampoerna Nikolas Widhi Ananggadipa. Foto: Istimewa)
 

Laboratorium kelas dunia

Selain fasilitas produksi, Sampoerna juga membangun laboratorium pengujian dan analisis kelas dunia di Karawang, Jawa Barat, yang dilengkapi dengan fasilitas tercanggih Buat menguji kualitas produk tembakau inovatif bebas asap. Laboratorium ini didukung oleh 200 tenaga Ahli berkualifikasi tinggi dari dalam negeri.

“Saintis kami di Indonesia berjumlah Sekeliling 200 orang yang terdiri dari Bakat lokal lulusan universitas ternama di Indonesia dan luar negeri,” beber Nikolas.

Nikolas juga mengungkapkan laboratorium di Karawang adalah salah satu dari dua SuperLab PMI di seluruh dunia. “Sampoerna terpilih menjadi salah satu dari dua SuperLab PMI di dunia, yang satu di Indonesia dan satunya di Italia,” kata dia.

Cek Artikel:  Ewindo & IPB Rancang Alat Pembelajaran Pertanian bagi Siswa Berkebutuhan Tertentu

Hal ini, menurutnya, merupakan hasil dari komitmen Sampoerna dalam mengembangkan sumber daya Insan (SDM) unggul melalui peningkatan kompetensi yang dapat mendukung kemajuan individu, organisasi, dan negara, yang turut mendorong perekonomian nasional maupun daerah serta menjadi bagian dari kemajuan bangsa.

Adapun laboratorium ini dilengkapi dengan instrumen mutakhir, teknologi, dan metodologi pengujian yang selaras dengan standar PMI Buat menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen produk nikotin dewasa (21+).

Sejak 2008, PMI telah berinvestasi lebih dari USD12,5 miliar Buat riset, pengembangan, manufaktur, dan komersialisasi produk tembakau inovatif bebas asap. Upaya ini didukung oleh lebih dari 1.500 ilmuwan, teknisi, dan staf pendukung kelas dunia, termasuk dari Indonesia.

“Dulu, kami belajar dari tempat lain sebelum pendirian fasilitas ini. Sekarang, kami juga Pandai membantu afiliasi PMI di berbagai negara lainnya Buat menguji dan menganalisa kualitas produk tembakau inovatif bebas asap,” tutur Nikolas.

Mungkin Anda Menyukai