Liputanindo.id – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan Kematian 28 petugas kesehatan yang terbunuh dalam 24 jam terakhir di Lebanon.
Tedros mengatakan jumlah Kematian yang tinggi pada petugas kesehatan ini lantaran banyak di antara mereka yang Kagak melapor Kepada bertugas. Hal ini karena mereka memilih Kepada menyelamatkan diri dari bom Israel.
“Banyak pekerja kesehatan Kagak melapor Kepada bertugas karena mereka menyelamatkan diri dari daerah tempat mereka bekerja karena pemboman,” kata Tedros, dilansir Anadolu, Jumat (4/10/2024).
“Kondisi sangat membatasi penyediaan manajemen trauma massal dan keberlangsungan layanan kesehatan,” tambahnya.
Lantas Tedros menjelaskan 37 fasilitas kesehatan di Lebanon selatan telah ditutup, sementara di Ibu Kota Beirut, tiga rumah sakit terpaksa mengevakuasi seluruh staf dan pasien, dan dua rumah sakit lainnya dievakuasi sebagian.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa WHO Maju bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon Kepada mendukung manajemen trauma dan korban massal yang efektif di rumah-rumah sakit.
“Kami berencana Kepada mengirimkan pasokan trauma dan medis dalam jumlah besar besok. Sayangnya, ini Kagak mungkin dilakukan karena penutupan bandara Beirut yang Dekat menyeluruh,” ujar Tedros.
Tedros meminta Segala Kenalan Kepada memfasilitasi penerbangan guna mengirimkan perlengkapan penyelamat yang sangat dibutuhkan ke Lebanon.
“WHO menyerukan de-eskalasi konflik, agar layanan kesehatan dilindungi dan Kagak diserang, agar rute akses diamankan dan persediaan dikirimkan, dan Kepada gencatan senjata, solusi politik, dan perdamaian,” tegasnya.
Tedros pun menyebut serangan Iran ke Israel adalah eskalasi berbahaya yang Mempunyai konsekuensi serius bagi Timur Tengah.