Liputanindo.id – Demo besar menolak pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel berlangsung di Watang Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat (20/9/2024).
Video yang diunggah oleh akun Instagram @teropongmakassar menunjukkan puluhan orang terlibat dalam aksi ini. Tindakan pendemo menuai reaksi negatif dari netizen karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.
Sebelumnya, pada tahun 2023, penolakan serupa juga terjadi. Meskipun mendapat tantangan dari warga, pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel dipastikan tetap dilanjutkan. Pihak sekolah menegaskan bahwa tidak ada rekomendasi untuk menghentikan proyek tersebut.
Kuasa Hukum Yayasan Gamaliel Parepare, Rachmat S. Lulung menegaskan pembangunan telah sesuai dengan regulasi yang ada.
Ia juga menanggapi alasan penolakan warga yang menyoroti lokasi sekolah yang berada di kawasan mayoritas Muslim.
“Kenapa harus dilarang mendirikan sekolah di mayoritas Muslim, padahal di Indonesia tidak ada daerah yang mayoritas Muslim, kecuali beberapa tempat tertentu? Argumen itu kurang logis,” tegas Rachmat kepada ERA, Jumat (20/9/2024).
Dia menjelaskan sosialisasi tentang pembangunan telah dilakukan pada Juni 2023 dan tidak ada penolakan dari masyarakat saat itu.
Rachmat menambahkan Sekolah Kristen Gamaliel bukan hanya untuk anak beragama Kristen, tetapi terbuka bagi semua latar belakang agama.
“Meskipun yayasan kami beragama Kristen, pendidikan tidak mengenal agama. Jadi, tidak seharusnya dikaitkan dengan ajaran Kristen,” imbuhnya.
Ia juga memastikan semua prosedur pembangunan telah diikuti, termasuk izin persetujuan bangunan gedung (PBG) dan rekomendasi dari Dinas Pendidikan dan PUPR.
“PBG dan rekomendasi dinas pendidikan serta tata ruang telah kami penuhi,” ujar Rachmat.
Selanjutnya, untuk mendapatkan izin operasional, sekolah harus sudah berdiri. Proses ini dianggap bertahap, di mana yayasan memerlukan bangunan untuk melanjutkan izin.