Prospek Cerah Hulu Migas, Kebutuhan Gas Alam Kepada Industri Lagi Tinggi

Prospek Cerah Hulu Migas, Kebutuhan Gas Alam untuk Industri Masih Tinggi
Ilustrasi(Antara)

Praktisi minyak gas dan bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai prospek investasi migas di Indonesia Lagi dalam kondisi cerah. Itu tergambar dari proyeksi permintaan migas dunia yang puncaknya akan terjadi pada 2029. Hal itu akan turut mendukung tercapainya Sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dibidik pemerintahan baru.

Ia menyebut cadangan migas di Indonesia Lagi sangat besar yakni Kurang Lebih 128 basin atau cekungan migas, dan baru 20 cekungan yang sudah berproduksi. Dari 20 cekungan tersebut, Terdapat delapan yang sudah dibor dan dipastikan Terdapat Intervensi, Tetapi Lagi belum diproduksi. Kemudian cekungan yang mengindikasikan Terdapat hidrokarbon sebanyak 19 cekungan dan belum dilakukan pemboran sama sekali sebanyak 68 cekungan.

Hadi mengatakan, Ini memberikan Kesempatan besar Kepada menemukan cadangan migas baru yang dapat meningkatkan produksi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. Hanya saja, Hadi mengatakan perlu keberanian dalam mengambil langkah eksplorasi yang masif Kepada mencari sumber daya yang baru Kepada menggantikan sumber daya yang Begitu ini diproduksi setiap hari.

Cek Artikel:  Stres Pengaruhi Kesehatan Jiwa Pekerja

“Menilik sejarah migas kita, pihak yang berani melakukan eskplorasi masif adalah, perusahaan migas asing,” ungkapnya, Kamis (17/10).

Selain itu, Hadi mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas data base Kepada eksplorasi, pemasaran Kepada setiap putaran lelang juga harus dikuatkan melalui public exspose kepada investor-investor asing dan Kagak sering mengubah berbagai aturan dan regulasi. Dengan begitu, kegiatan eksplorasi cadangan basin migas terlaksana yang nantinya akan berdampak terhadap produksi yang tinggi.

“Sangat memprihatinkan, karena perusahaan migas tanpa eksplorasi yang masif, kita Kagak akan Pandai mendapatkan produksi dengan jumlah volume berkelanjutan,” katanya.

Kementerian Kekuatan dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan regulasi terbaru terkait kontrak bagi hasil minyak dan gas bumi (migas) Kepada meningkatkan daya tarik investasi migas di Indonesia. Regulasi terbaru ini tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split, Permen ini menggantikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Selain itu, ditetapkan pula Kepmen ESDM Nomor 230.K/MG.01.MEM.M/2024 tentang Panduan Penyelenggaraan dan Komponen Kontrak Bagi Hasil Gross Split.

 

Direktur Pembinaan Hulu Minyak dan Gas Bumi, Ariana Soemanto, mengatakan pembaruan aturan dilakukan Kepada menjaga keseimbangan antara kepentingan kontraktor dan pemerintah. Di antaranya satu kepastian bagi hasil yang diterima kontraktor, dapat mencapai 75-95 persen dan Membikin Distrik Kerja Migas Non Konvensional lebih menarik, karena bagi hasil Kepada kontraktor dapat mencapai 93%-95% di awal.

Cek Artikel:  Perkuat Sinergi 3 Mengertin Holding Ultra Mikro melalui Budaya Kerja Kolaboratif

“Nantinya parameter-parameter yang menentukan besaran Nomor bagi hasil Kepada kontraktor disederhanakan dari 13 parameter menjadi hanya 5 parameter,” imbuhnya.

Dari sisi infrastruktur, Kementerian ESDM Lanjut melakukan pembangunan proyek infrastruktur yang dapat meningkatkan produksi gas bumi di Indonesia. Proyek tersebut yakni pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II (Ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur) sepanjang 245 KM yang Formal dimulai, usai dilakukan pengelasan perdana yang disaksikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Proyek tersebut Kagak hanya sekedar proyek infrastruktur, Tetapi akan menjadi katalisator Kepada pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Bahlil mengungkapkan bahwa proyek tersebut Kagak hanya sekedar proyek infrastruktur, Tetapi akan menjadi katalisator Kepada pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Hal ini dikarenakan adanya pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek Cisem Tahap II mencapai 100%. 

Cek Artikel:  Punya Maritime Digital Infrastructure, Indonesia Buka Jalan Menuju Episentrum Maritim Dunia

Selain memberikan Akibat ekonomi langsung, proyek Cisem Tahap II juga berimplikasi jangka panjang bagi ketahanan Kekuatan nasional. Ia juga mengatakan, proyek Cisem akan menjadi infrastruktur Krusial bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, serta industri yang besar yang berada di sepanjang jalur pipa gas Cisem.

Kagak hanya itu, Kementerian ESDM Begitu ini juga sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara. Apabila proyek tersebut rampung, maka akan meningkatkan pemanfaatan gas domestik, karena sudah terhubung dari Jawa Timur hingga Sumatra. Diperkirakan akan Terdapat penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600 ribu SR. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai