Propam Jangan Masuk Angin Tangani 18 Polisi Peras Penonton DWP

Propam Jangan Masuk Angin Tangani 18 Polisi Peras Penonton DWP
Ilustrasi.(MI/Seno)

KOMISI Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Divisi Propam Polri menjelaskan kasus yang menjerat 18 polisi diduga melakukan pemerasan terhadap Penduduk negara (WN) Malaysia. Pemerasan itu terjadi Demi menonton gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

“Kami juga meminta kepada Propam Kepada menjelaskan duduk perkara, sehingga Tak simpang siur problem-probelm yang Terdapat,” kata Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam Demi dikonfirmasi, Senin (23/12).

Selain itu, Kompolnas juga mendorong pemberian Denda tegas terhadap 18 Member polisi tersebut. Tetapi, terpenting kata Anam, dalam penanganan pelanggaran oleh Member Tak hanya soal pemberian Denda Berkualitas etik maupun pidana, tetapi juga transparansi dalam prosesnya.

“Di samping Denda yang tegas, juga penjelasan apa yang sebenarnya terjadi secara transparan,” ujar mantan Member Komnas HAM itu.

Cek Artikel:  BPKB Kerahkan 77 Auditor Periksa Keuangan PON XXI Aceh-Sumut

Sebelumnya, polisi mengamankan 18 personelnya yang diduga terlibat pemerasan Penduduk Malaysia Demi menonton gelaran (DWP) 2024 di JIExpo, Kemayoran. Belasan polisi itu terdiri dari personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran.

“Adapun personel yang diamankan oleh Propam Polri Kepada selanjutnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Karopenmas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, Sabtu (21/12).

Trunoyudo mengatakan, pengamanan 18 personel itu merupakan langkah tindak lanjut atas keluhan Penduduk Malaysia yang mendapatkan perlakuan Tak mengenakkan Demi gelaran DWP. Ia memastikan Polri Tak akan menoleransi pelanggaran yang dilakukan oleh Member, sebagai bentuk komitmen dalam menegakkan hukum dalam rangka meningkatkan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan terhadap masyarakat.

Polri juga dipastikan Tak akan memberi tempat bagi oknumnya yang mencoreng nama Berkualitas institusi. Korps Bhayangkara berjanji mengusut kasus ini secara profesional, transparan, dan tuntas. Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 sebelumnya digelar pada 13-15 Desember. Usai acara, akun Instagram penyelenggara DWP dibanjiri komentar protes warganet.

Cek Artikel:  Dasco Tegaskan RUU PPRT dan Perampasan Aset Dibahas DPR Periode Selanjutnya

Sebagian besar keluhan datang dari penonton luar negeri, khususnya Malaysia. Mereka mengaku kecewa karena Tak dapat melakukan pesta dansa alias rave dengan leluasa karena adanya intervensi. Beberapa penonton pun juga mengaku adanya pemerasan yang dilakukan polisi yang menyamar dalam kerumunan.

“Pengalaman Jelek tiba-tiba disuruh test urine dan banyak yang kena juga. Goodbye DWP,” tulis seseorang di akun Instagram DWP.

“400+ orang Malaysia mengalami penghinaan ini. Keamanan, Fulus, dan waktu kami Betul-Betul habis! Budaya dan tempat belanja negara kalian memang yang terbaik bagi kami, tapi Tak dengan korupsinya,” tulis warganet lainnya.

Cek Artikel:  Dampak Negatif Game Online terhadap Kesehatan, Sosial, dan Psikologis

“Acara terburuk yang pernah Terdapat, Tak akan datang Tengah,” ujar warganet lain.

Sementara itu, pihak DWP pun telah buka Bunyi terkait hal ini. Pihaknya sangat menyesali kejadian Jelek tersebut menimpa para pengunjungnya.

Pihak Penganjur berkomitmen mengutamakan keselamatan, kesejahteraan, dan pengalaman penonton DWP 2024. Serempak yang berwenang, pihaknya akan mengusut kasus tersebut agar Tak terulang dikemudian hari.

“Keselamatan, kesejahteraan, dan pengalaman anda merupakan prioritas Penting kami dan akan selalu menjadi prioritas Penting kami. Kami secara aktif bekerja sama dengan otoritas dan badan pemerintah terkait Kepada menyelidiki secara menyeluruh apa yang terjadi guna mencegah insiden seperti itu terjadi Tengah,” ucap akun Instagram @djakartawarehouseproject. (Yon/I-2)

Mungkin Anda Menyukai