Proklamasi Dibaca Bung Karno Ketika Puasa Ramadan, Pada Jumat Atas Masukan KH Hasyim Asy’ari

Liputanindo.id SURABAYA – Caritau yuk, ternyata pembacaan naskah proklamasi oleh Bung Karno didampingi Bung Hatta pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta Pusat, dilakukan saat mereka menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Jumat 17 Agustus 1945 ternyata bertepatan dengan Jumat Legi 9 Ramadan 1364 Hijriyah, sama seperti hari ini Jumat (31 Maret 2023) yang bertepatan 9 Ramadan 1444 H. Definisinya pada Jumat hari ini, 80 tahun hijriyah silam, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. 

Baca Juga:
Ritual Jamasan Pusaka Bung Karno

Begitulah, momentum paling penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia ternyata terjadi pada bulan suci Ramadan, ditandai dengan pembacaan teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

Cek Artikel:  Jo Bo Ah akan Menikah dengan Kekasih Non-Selebriti Oktober 2024

Pemilihan memerdekakan Indonesia pada hari Jumat di bulan Ramadan, ternyata atas masukan Hadratussyeikh (Maha Guru) Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari kepada Bung Karno.

Selama masa persiapan menuju kemerdekaan, Bung Karno tak pernah henti meminta rekomendasi dari beberapa ulama, salah satunya KH Hasyim Asy’ari. Dan Kiai Hasyim ternyata memberi rekomendasi agar proklamasi dilakukan pada 9 Ramadhan 1364 H yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945. 

Menurut Kiai Hasyim, proklamasi hendaknya dilakukan pada hari Jumat bulan Ramadan, karena hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam (penghulunya hari), sedangkan Ramadan merupakan Sayyidus Syuhur (penghulunya bulan).

Proklamasi Spirit Keberkahan Bulan Ramadan

Hal menarik yang perlu diketahui, setahun sebelumnya pada pada September 1944 di koran Berita Besuki Syuu, Kiai Hasyim sudah menangkap tanda-tanda langit bahwa Indonesia bakal merdeka.

Cek Artikel:  Gadis Kretek Berhasil Masuk Nominasi Seoul International Drama Awards

” …Indonesia bhekal ngerassaaginah odi’ mardhika, kalaban pamarentaan dhibik…,” kata Kiai Hasyim, yang artinya: Indonesia akan merasakan hidup merdeka dengan memiliki pemerintahan sendiri. 

Bahkan jauh sebelumnya, tepatnya sehari sebelum NU berdiri pada 16 Rajab 1344 atau 31 Januari 1926, terjadi dialog antara KH Wahab Chasbullah dengan KH Abdul Halim Leuwimunding di kawasan Kertopaten Surabaya.

“Kiai, apa tujuan kita mendirikan perkumpulan ulama ini juga mengandung tujuan untuk kemerdekaan?” tanya Kiai Halim kepada Kiai Wahab seperti dirilis Pengurus Daerah NU (PWNU) Jatim.

“Tentu. Kita tidak akan leluasa sebelum kita merdeka,” jawab Kiai Wahab.

Begitulah, para Bapak Bangsa dan Sang Proklamator ternyata memilih proklamasi pada hari Jumat tanggal 9 Ramadan karena ingin membangun Indonesia dengan spirit keberkahan bulan suci Ramadan, sekaligus mengukuhkan bahwa para ulama adalah satu di antara penentu bagi kemerdekaan bangsa Indonesia.(BIM)

Cek Artikel:  Beres NCT, Sekarang Giliran DJ Alan Walker yang Main ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

 

Baca Juga:
Begini Hukum dan Tata Langkah Salat Tarawih Sendiri di Rumah

 

Mungkin Anda Menyukai