Program SMILE untuk Kesejahteraan Petani Swadaya

PETANI kelapa sawit merupakan bagian sangat penting bagi industri karena mereka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total produksi minyak sawit Indonesia. Tetapi, mereka menghadapi tantangan yang signifikan untuk meningkatkan produksi minyak sawit sambil menjunjung tinggi kriteria keberlanjutan yang ketat.

Menanggapi tantangan ini, Apical, Asian Agri dan Kao berkolaborasi untuk meluncurkan program Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment’ (SMILE) atau ‘Inklusi Petani untuk Kesejahteraan & Pemberdayaan yang Lebih Bagus’ pada 2020. Upaya SMILE untuk meningkatkan penghidupan petani sejauh ini telah berhasil.

Kepada pertama kalinya Apical, Asian Agri dan Kao melakukan perjalanan bersama ke salah satu Koperasi Unit Desa (KUD) milik petani – KUD Anugerah, Riau. Acara tersebut menampilkan sesi dialog yang produktif dengan para petani swadaya dari KUD untuk memperkenalkan program SMILE. 

Program SMILE yang dimulai sejak Oktober 2020 telah melibatkan 3.018 petani dan 390 petani tersertifikasi oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Program SMILE berencana untuk mengaudit tiga KUD baru pada 2023, yang melibatkan 1.105 petani di Sumatra Utara dan Jambi.

Cek Artikel:  Membangun Ekosistem Jurnalistik di Unand

Kegiatan yang telah dilaksanakan terbukti berhasil dan akan terus dilakukan sepanjang program, namun tidak terbatas pada :  
1. Identifikasi dan dukungan untuk dapat memenuhi persyaratan sertifikasi RSPO 
2. Pengembangan dan dukungan prosedur yang diperlukan untuk sertifikasi RSPO 
3. Pusingkatan kapasitas dan pelatihan untuk kelompok petani 
    a. Meningkatkan produktivitas melalui praktik perkebunan kelapa sawit terbaik     
    b. Menerapkan langkah keamanan yang kuat di perkebunan kepada para petani      
    c. Melindungi dan melestarikan ekosistem dan keanekaragaman hayati termasuk praktik tanpa pembakaran 
4. Menerapkan ketertelusuran dan pemantauan Tandan Buah Segar (TBS) dengan melakukan pemetaan poligon perkebunan rakyat.
5. Menjamin serapan TBS petani dengan harga premium  

“Kami bangga dengan dampak positif program SMILE terhadap penghidupan petani  dan komunitas tempat mereka tinggal,” ujar Director of Sustainability Apical Bremen Yong, di Pekanbaru, Selasa (9/5).

Cek Artikel:  Bedah Editorial MI Pendisiplinan New Normal

Kolaborasi program SMILE menggabungkan kekuatan antara Apical, Asian Agri dan Kao untuk membantu petani meningkatkan penghidupan mereka dan memberdayakan mereka untuk menjadi peserta aktif dalam perkebunan berkelanjutan.  

“Program SMILE selaras dengan komitmen Kao terhadap keberlanjutan dan inklusivitas. Kami sangat senang menjadi bagian dari inisiatif ini dan berharap dapat berkontribusi untuk kesuksesannya,” ungkap Vice President of Procurement Kao Nobuyoshi Yamaguchi. 

Head of Sustainability Asian Agri Ivan Novrizaldie mengatakan, melalui program SMILE, pihaknya dapat menciptakan perubahan positif dalam kehidupan petani. “Dengan mengajak para petani untuk ikut serta dalam Program SMILE melalui berbagai pelatihan dan audit, kami dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik berkelanjutan sambil menjembatani kesenjangan pengetahuan para petani swadaya,” tambahnya. 

Ketua KUD Anugerah Sutoyo berterima kasih kepada Apical, Asian Agri, dan Kao atas kontribusi mereka pada program SMILE, “Kami berharap dapat melanjutkan kolaborasi kami dan membuat langkah menuju masa depan yang lebih baik,” imbuh Anugerah. 

Cek Artikel:  Dari Pemain Jadi Pengrajin Barongsai

Menurut Acting Head Smallholders Programme RSPO Guntur Cahyo Prabowo, agar solusi menjadi efektif, penting untuk membuat tanggung jawab bersama dalam praktik perkebunan berkelanjutan. 

Oleh karena itu menurut Guntur, RSPO telah bekerja sama dengan berbagai mitra, baik di daerah penghasil minyak sawit maupun konsumen kelapa sawit, untuk menjaga kolaborasi seinklusif mungkin, dan dengan perwakilan multi-stakeholder yang mempertimbangkan semua tingkat rantai pasokan dan masyarakat yang terdampak, contohnya program SMILE.  

“Kami telah meningkatkan kolaborasi kami dengan mitra lokal di daerah penghasil minyak sawit untuk meningkatkan inklusi petani,  sehingga mereka dapat bergabung dalam rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan dan meningkatkan mata pencaharian mereka, selain itu, RSPO telah mengembangkan standar tambahan dan terpisah, yang secara eksklusif berlaku untuk petani swadaya. Tindakan kolektif harus diambil untuk menutup kesenjangan antara pasokan dan permintaan minyak sawit bersertifikasi RSPO,” pungkas Guntur. (RO/S-3)

Mungkin Anda Menyukai