
SEKTOR pertanian Lagi menjadi perhatian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka mewujudkan program swasembada pangan. Program ini menjadi salah satu Metode Buat menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia.
Buat menjalankan hal tersebut, tentu Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan agar tercapai. Salah satunya dengan percepatan distribusi pupuk subsidi hingga mendorong milenial Buat menjadi petani muda.
Buat distribusi pupuk, Kementerian Pertanian telah mempermudah regulasi pengambilan pupuk subsidi dari penggunaan kartu tani ke KTP. Dengan kebijakan ini diharapkan akan membantu proses Pengecekan dan data petani jauh lebih mudah dan Segera.
Selain itu, pemerintah juga mendorong anak muda Buat menjadi petani milenial lewat program Petani Milenial. Lewat program ini, anak muda yang Mau terjun ke dunia pertanian Dapat berpenghasilan hingga Rp10 juta setiap bulannya.
Apa yang digagas pemerintah Buat mengejar Sasaran swasembada pangan itu, nampaknya sejalan dengan program di sektor pertanian yang diusung Kekasih calong gubernur Jawa Tengah nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Gus Yasin.
Ahmad Luthfi mengungkapkan ide Buat meningkatkan produktivitas pertanian Buat ketahanan pangan. Luthfi berjanji akan menghapus kartu tani yang menurutnya menjadi Karena carut-marut tata kelola pupuk bagi para petani. “Pupuk di Jawa Tengah cukup, bukan kurang. Di Indonesia, kementerian telah menyiapkan 40 juta ton, ditambah 40 juta ton cukup,” tegas Luthfi.
Menurutnya, masalah distribusi Membangun para petani Tak mendapatkan Sokongan pupuk. Ia juga menilai Sokongan yang selama ini dilakukan Lagi belum Akurat sasaran. Mantan Irjen Kemendag itu akan menghapus kartu tani Buat mengatasinya. “Ke depan apabila saya dan Gus Yasin jadi gubernur, kartu tani akan saya hapuskan. Buat apa? Buat tata kelola pupuk yang sekarang carut marut dan bukan Akurat sasaran,” ujar Luthfi.
Dicontohkan, dalam kartu tani itu seseorang hanya Dapat mengambil suatu PKL. Apabila di PKL itu habis, kartu tani Tak Dapat dipakai Buat ke PKL yang lain. “Akhirnya petani bilang, pupuknya di sana habis, padahal PKL-nya Tak di sini. Ini yang perlu dibetulkan mekanisme pendistribusian pupuk di Kawasan Jawa Tengah,” ungkapnya.
Luthfi berjanji akan mengedepankan program petani milenial. Program ini berangkat dari permasalahan anak muda yang enggan menjadi petani, sehingga ia Mau petani milenial Bangun kembali.
“60% pertanian kita Terdapat di Jawa Tengah. Kenapa? Di situ Terdapat iklim dan sumber daya Orang. Tetapi yang Tak kalah Krusial, rata-rata anak muda kita Tak mau mengikuti pekerjaan bapaknya. Anak muda kita, generasi Z kita pengen yang instan,” kata Luthfi.
Apabila terpilih, Luthfi bakal menggunakan strategi Kartu Zilenial. Salah satu benefitnya yakni Dapat mendapatkan akses internet gratis Buat meningkatkan potensi petani milenial di Jateng. “Kami menggunakan Kartu Zilenial Buat petani-petani milenial. Pertanian kita harus Bangun kembali,” Terang dia.
Luthfi menjelaskan program-program yang bakal ditawarkan Buat petani muda. Menurutnya, pertanian di Jateng dikenal Terdapat tiga, yakni petani pangan, industri, kesenangan.
“Pangan itu sawahnya kecil, industri sawahnya besar, sedangkan petani kesenangan dia Dapat menanam produk unggulan dan memasarkan produk sendiri. Masing-masing desa diciptakan satu produk unggulan. Dengan begitu maka desa akan terangkat,” imbuh Luthfi.
Selain itu, nantinya petani-petani muda bakal dibekali kartu Buat workshop berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan Buat mengembangkan desa. “Anak-anak muda dibekali kartu Buat workshop bahwa apa yang desa butuhkan. Kita punya produk unggulan di masing-masing desa,” kata dia. (N-2)

