Program Intervensi Pangan Perlu Dilanjutkan untuk Jaga Inflasi

Program Intervensi Pangan Perlu Dilanjutkan untuk Jaga Inflasi
Pedagang merapikan beras dalam baskom dengan berbagai pilihan harga kawasan Petukangan Utara, Jakarta Selatan.(MI/Ramdani)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menekankan bahwa intervensi pemerintah melalui program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) harus terus dilanjutkan. Menurutnya, itu merupakan salah satu kunci dalam mencapai angka inflasi pangan yang terkendali.

“Kami meyakini program intervensi yang pemerintah terapkan beberapa tahun terakhir, telah jadi bagian integral dalam strategi pengendalian inflasi nasional. Oleh karena itu, Bapanas menginisiasi pelaksanaan program bantuan pangan dan SPHP (Kukuhisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang berkontribusi secara ekstensif dan ikut andil sebagai penekan instabilitas inflasi pangan,” ujar Arief melalui keterangan tertulis, Selasa (10/9).

Bapanas menaruh atensi serius terhadap pergerakan inflasi beras di setiap bulan. Menurutnya, dalam musim kemarau seperti sekarang, beras kerap membuat indeks inflasi pangan menanjak. 

Cek Artikel:  Pertamina Bangun Area Kondusif di Kilang Balongan

Baca juga : BLT dan Donasi Pangan Diharapkan Bisa Tekan Inflasi

Data dari Badan Pusat Tetaptik (BPS) menunjukkan inflasi beras tercatat pernah menorehkan indeks tertinggi selama 2,5 tahun terakhir, tepatnya pada September 2023 yang berada di 5,61%.

Begitu itu, pemerintah harus menggelontorkan bantuan pangan beras. Setelah bantuan diberikan, inflasi beras berangsur turun.

“Donasi pangan beras kembali berhasil menjadi salah satu instrumen penekan inflasi. Di Juli ini inflasi beras 0,94%. Lewat sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita ketahui selama Agustus 2024, bantuan beras kembali digelontorkan. Dari 0,94% kemudian menurun menjadi 0,32% di Agustus 2024. Ini sangat baik dan perlu dilanjutkan,” tuturnya.

Cek Artikel:  Pameran Kriyanusa Perkuat Usaha Mikro Kecil

Mungkin Anda Menyukai