Program Cetak Sawah dan Optimasi Lahan Harus Pandai Angkat Kesejahteraan Petani

Program Cetak Sawah dan Optimasi Lahan Harus Bisa Angkat Kesejahteraan Petani
Ilustrasi(Antara)

Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Lilik Sutiarso mengapresiasi keberanian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam mempercepat capaian swasembada melalui Optimasi lahan (Oplah) dan juga cetak sawah di sejumlah daerah melalui pemanfaatan teknologi dan mekanisasi. Menurut Lilik, keberhasilan teknologi Oplah dan cetak sawah merupakan salah satu indikator implementasi program transisi pertanian tradisional menuju pertanian modern yang perlu disinergikan dengan berbagai program dalam mengubah pola pikir (mindset) pelaku sistem pertanian Indonesia.

“Dan semuanya harus berorientasi pada kearifan lokal maupun kondisi sosial budaya masyarakat setempat sehingga implementasi teknologi modern di bidang pertanian Bukan Pandai di-generalisir pada Seluruh Area. Artinya Elemen Tanda khas lokalitas menjadi salah satu penentu keberhasilan pembangunan pertanian,” ujar Lilik, melalui keterangan Formal, Selasa (15/10).

Cek Artikel:  Rokok Elektrik Dikenai Pajak 10% Mulai 1 Januari 2024

Meski begitu, Lilik berharap program oplah dan cetak sawah Mempunyai Pengaruh besar terhadap kesejahteraan petani dan juga pendapatan masyarakat. Sementara dari sisi produksi, oplah dan cetak sawah juga diharapkan Pandai memperkuat pangan nasional.

Baca juga : Dukung Pertanian Modern, Kementan Libatkan Petani Millenial

“Penggunaan teknologi dalam program oplah dan cetak sawah merupakan sebuah kemajuan besar didalam pertanian kita. Dan yang terpenting harus Terdapat dukungan Serempak Demi mewujudkan apa yang telah dicanangkan. Jangan Tamat, cita cita kita dalam mensejahterakan petani Mandek oleh satu dan lain hal,” tambahnya.

Sebagai informasi, kesejahteraan para petani dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut Pandai terjadi karena pemerintah Maju berupaya melakukan daya dukung sekaligus daya gedor terhadap berbagai kebutuhan petani seperti pupuk, benih, alsintan hingga sarana dan prasarana pertanian yang digunakan secara masif di seluruh Indonesia.

Cek Artikel:  Perkembangan Tren Rasa Pedas Jadi Tantangan Industri Makanan Tanah Air

“Kenaikan NTP Lagi fluktuasi, di mana Terdapat turun dan juga Terdapat naik. Tapi kita optimis bahwa Terdapat trend positif dengan program oplah dan cetak sawah ke depannya,” jelasnya.

Pembukaan cetak sawah di luar pulau Jawa menjadi keniscayaan karena semakin menyusutnya lahan pertanian produktif (pada kurun waktu 2019-2024, sawah eksisting menyusut 79.607 hektare sementara kebutuhan pangan nasional meningkat tajam sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh seperti halnya deret ukur.

Demi memastikan program cetak sawah berhasil, Kementan turut menjadikan pengalaman pemerintah-pemerintah sebelumnya dalam pengembangan lumbung pangan sebagai pembelajaran dan menjadikannya sebagai masukan Demi perbaikan dan penyempurnaan konsep lumbung pangan terbaru. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai