Program B50 Tetap Dikaji, Prabowo Siap Dukung Penerapannya

Menteri Daya dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Foto: Berkas Kementerian ESDM

Jakarta: Kebijakan penerapan program biodiesel B50 masih dalam tahap kajian. Meski demikian, adanya program ini diyakini bisa mengurangi impor energi sekaligus mendorong penggunaan energi hijau di Indonesia.

 

“Sekarang B35 dan B40 sudah hampir selesai. B50 masih dikaji sekarang. Pikiran Pak Prabowo, ada kemungkinan kita bisa ke B50,” kata Menteri Daya dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dilansir Media Indonesia, Selasa, 8 Oktober 2024.

 

Menurut dia, kajian B50 adalah langkah awal dalam transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
 

Cek Artikel:  Pahami Persiapan Krusial Sebelum Bekerja Sama dengan Layanan Bangunan


Ilustrasi biodiesel. Foto: Kementerian ESDM

 

Tantangan energi baru terbarukan

 

Tetapi, ia juga tidak memungkiri transisi menuju energi baru terbarukan menghadapi tantangan besar, termasuk kebutuhan investasi kapital yang cukup besar di sektor energi hijau ini.

 

“Kita tahu hampir semua orang di dunia berbicara tentang energi hijau. Tetapi, ini juga tantangan baru bagi kita karena di saat bersamaan dibutuhkan biaya investasi kapital yang tidak sedikit,” jelas Bahlil.

 

Meskipun demikian, pemerintah optimistis, dengan perencanaan yang terukur, Indonesia mampu menghadapi tantangan tersebut, terutama dalam kaitannya dengan target net zero emission pada 2060.

 

“Nah ini adalah sebuah tantangan untuk kita, tapi bagi kita sekarang adalah kalau kita bicara tentang net zero emission 2060, saya pikir kita masih punya cukup waktu untuk melakukan langkah Langkah yang terukur,” tutur Ketua Standar Golkar itu. 

Cek Artikel:  Hanaya Land Ramaikan Bisnis Perhotelan Bintaro

Mungkin Anda Menyukai