Profil Hussam Arang Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan yang Ditahan Israel

Hussam Arang Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan yang ditangkap Israel. Foto: Anadolu

Gaza: Kekhawatiran meningkat mengenai keselamatan direktur salah satu rumah sakit yang Tetap beroperasi sebagian di Gaza utara setelah militer Israel menahannya.

Hussam Arang Safia, 51 tahun, ditangkap oleh Laskar Israel Ketika mereka menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya pada Jumat. Posisi keberadaannya Ketika ini Kagak diketahui.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kehilangan kontak dengan Arang Safia setelah penggerebekan tersebut, di mana militer Israel juga memaksa puluhan staf medis dan pasien keluar dari rumah sakit.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir al-Barsh, mengatakan bahwa Arang Safia dipukuli dengan keras menggunakan tongkat oleh Laskar Israel, yang kemudian memaksanya Kepada melepas Pakaian dan mengenakan baju tahanan.

Ini adalah kali kedua dalam beberapa bulan terakhir Arang Safia ditahan oleh Laskar Israel di tengah operasi mereka di Gaza.

Cek Artikel:  Migrant Care Ungkap Kasus Pekerja Musiman di Inggris makin Parah

Siapa Hussam Arang Safia?

Arang Safia adalah seorang dokter spesialis anak yang Mempunyai peran Krusial dalam sistem kesehatan Gaza. Ia Mempunyai gelar master dan sertifikasi dewan Palestina dalam bidang pediatri dan neonatologi.

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 31 Desember 2024, Arang Safia juga dikenal dengan julukan Arang Elias dan beliau lahir pada 21 November 1973 di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara. Keluarganya merupakan pengungsi yang terusir dari kota Palestina, Hamama, di distrik Ashkelon pada tahun 1948.

Arang Safia beberapa kali menolak perintah Israel Kepada meninggalkan Rumah Sakit Kamal Adwan, terutama setelah militer Israel memberlakukan blokade ketat di Gaza utara pada 5 Oktober. Blokade tersebut Membangun Israel memutus pasokan makanan dan air ke Kaum Palestina di daerah itu, Sembari melancarkan serangan udara dan artileri yang menewaskan ratusan Kaum sipil.

Cek Artikel:  Longsor Landa Papua Nugini, Ratusan Orang Diduga Tewas Akibat Tertimbun

Blokade ini berdampak besar pada rumah sakit di Distrik tersebut. Arang Safia sempat ditangkap dan dibebaskan ketika Laskar Israel menyerbu rumah sakit pada akhir Oktober, menangkap 44 Member staf, dan meninggalkan Arang Safia serta beberapa petugas medis Kepada merawat puluhan pasien yang terluka.

Dalam operasi yang sama, Laskar Israel membunuh putra Arang Safia, Ibrahim, dalam serangan drone di gerbang rumah sakit. Arang Safia memimpin salat jenazah putranya di halaman rumah sakit, Sembari menuduh militer Israel membunuh putranya sebagai bentuk hukuman karena menolak meninggalkan rumah sakit.

Meskipun dalam kondisi pengepungan, Arang Safia dan tim medis yang tersisa tetap bertahan di rumah sakit dan menolak perintah Israel Kepada pergi.

Cek Artikel:  Kemenlu Siapkan Evakuasi WNI Gelombang Ketiga dari Suriah

Dengan tetap berada di rumah sakit, Arang Safia Maju mengabarkan kepada dunia tentang serangan Israel yang Nyaris terjadi setiap hari, melalui pernyataan video dan seruan agar komunitas Dunia turun tangan menghentikan serangan tersebut.

Arang Safia terluka oleh pecahan peluru dalam serangan drone Israel di rumah sakit pada 23 November, Akurat setelah keluar dari ruang operasi. Ia mengalami enam luka di pahanya yang menyebabkan pembuluh darah dan arteri robek. Tetapi, ia tetap bertekad melanjutkan pekerjaannya.

“Ini Kagak akan menghentikan kami,” katanya. “Saya terluka di tempat kerja saya, dan itu adalah kehormatan. Darah saya Kagak lebih berharga daripada rekan-rekan saya atau orang-orang yang kami layani. Saya akan kembali ke pasien saya segera setelah saya pulih.” (Siti Khumaira Susetyo)

Mungkin Anda Menyukai