Produktif Pascamudik


PULANG ke kampung halaman selalu special, terutama di Demi Lebaran. Ingatan masa kecil, kesederhanaan, dan kehangatan keluarga terjalin berkelindan. Bukan berlebihan ketika orang mengatakan bahwa kampung halaman ialah tempat Seluruh cerita dimulai.

Kini, libur Lebaran telah usai. Saatnya para perantau meninggalkan kampung halaman. Berbekal oleh-oleh sejuta kesan dan Daya positif hasil kebersamaan dengan kerabat dan handai tolan. Begitulah kehidupan. Eksis pertemuan Eksis perpisahan, Eksis mudik Eksis pula balik.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Demi jumpa pers secara daring, Minggu (23/4) kemarin, mengatakan prediksi pemerintah sudah Betul terkait dengan jumlah pemudik 2023, yakni sekitar123, 8 juta orang. Secara bergelombang mereka akan balik ke tempat asal.

Betapa luar biasanya ketika ratusan juta orang menyerap Daya positif dari kampung halaman kemudian menularkan ke sesama di tempat mereka selama ini tinggal dan bekerja. Amat disayangkan manakala Daya tersebut sia-sia, terbuang-buang saja, Bukan Eksis gunanya. Alhasil, Bukan Eksis Dalih membolos bekerja dengan dalih Lagi di kampung atau kelelahan setelah mudik.

Cek Artikel:  Di Ambang Bencana Kekeringan

Para perantau harus Mengerti bahwa bekerja keras sangat dibutuhkan Indonesia Demi ini. Mereka harus menjalarkan Daya positif bagi peningkatan produktivitas masyarakat. Suka Bukan suka, harus diakui Indonesia dari sisi produktivitas belum membanggakan.

Japan External Trade Organization (Jetro) pada 2020 menyurvei 13.458 perusahaan di ASEAN (termasuk 614 perusahaan di Indonesia). Rupanya produktivitas pabrik di negeri ini berada di posisi tujuh. Indonesia berada di Dasar Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, dan Malaysia.

Data lain juga Bisa disodorkan Demi mengulas tentang lemahnya produktivitas Indonesia. Berdasarkan Asian Productivity Organization (APO) tahun 2020, Indonesia berada di urutan ke-5 di Dasar Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.

Cek Artikel:  Standar Ganda Penyelenggara Pemilu

Semangat dari kampung halaman itulah yang sedikit banyak diharapkan dapat mengubah data nan buram tersebut. Pulang dari liburan, semangat terdongkrak. Bekerja lebih bergairah dan terarah. Bergotong-royong demi majunya Indonesia.

Apalagi, banyak agenda yang harus dikerjakan Berbarengan-sama, terutama dalam memulihkan ekonomi yang Lagi melambat sebagai Akibat krisis Dunia. Krisis ini Membikin harga komoditas pangan dan Daya menjadi gila-gilaan dan perlahan-lahan bergeser menggerogoti sektor keuangan.

Sektor keuangan Dunia menjadi terganggu imbas pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara Demi meredam Akibat krisis sebelumnya lantaran pandemi covid-19 serta ketegangan geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina.

Itu Seluruh membutuhkan kesadaran para pemudik Demi bersedia menjadi medium perubahan. Kesadaran Mempunyai peran sentral, ia penentu persepsi seseorang Berkualitas dalam Langkah Memperhatikan diri sendiri dan dunia. Tanpa kesadaran, yang terjadi malah bermalas-malasan sepulang liburan.

Cek Artikel:  Musim Gugur Kartel Politik

Ini tentu Bukan boleh terjadi. Selain aspek ekonomi, bangsa ini Mempunyai hajatan besar di bidang politik. Memang akan dilaksanakan tahun depan, tapi sudah hitungan bulan. Sepuluh bulan Tengah, tepatnya 14 Februari 2024, akan diselenggarakan pemilu presiden.

Kosakata persaingan akan menjadi lazim dikonsumsi hingga beberapa bulan ke depan. Bahkan bukan mustahil bakal terjadi pembelahan kalau masyarakat lupa bahwa siapa pun yang nanti menjadi presiden dan wakil presiden ialah putra-putri terbaik bangsa.

Sekali Tengah kita berharap momentum silaturahim ke kampung halaman di Hari Lebaran Bukan hilang begitu saja tanpa kesan. Bangsa Indonesia harus kembali bersiap menjalani kerasnya hidup Sembari tetap menjaga kewarasan pasca-Lebaran. Kuncinya Daya positif harus ditularkan.

Mungkin Anda Menyukai