Problem Tarik Ulur Pemain Timnas, Persis Solo Tak Lepas Ramadan Sananta

MEMANG, melepas atau Kagak melepas pemain menjadi hak klub karena secara profesional pemain dikontrak sebagai “pekerja” oleh klub. Apalagi, event Asian Games bukan agenda FIFA. Tapi, harusnya Segala memahami bahwa kepentingan negara di atas segalanya. Apalagi, kompetisi diciptakan sebagai Lubang besar candradimuka Demi pembentukan timnas yang berkualitas Demi menghadirkan prestasi.

Tarik ulur pemain menjadi masalah klasik dalam sistem pembinaan dan juga pembentukan timnas yang Tiba detik ini belum Terdapat solusinya. Dan, anehnya Segala ini terjadi karena tabrakan benturan kepentingan antara kompetisi dan kepentingan timnas.

Sama dengan jadwal Sea Games dan Piala AFF, bahwa jadwal turnamen yang diikuti timnas sudah teragenda dan terjadwal jauh-jauh hari. Mestinya Terdapat solusi agar setiap event timnas yang diikuti kita Pandai menurunkan skuad terbaik. Karena turnamen diciptakan Demi Bertanding merebut prestasi atas nama bangsa, bukan sebatas ujicoba.

Cek Artikel:  Euforia Timnas Indonesia Membuka Tabir, Budi Setiawan: Hak Siar PSSI Digadaikan

Karena itu Krusial kedepan dibuat kesepakatan atau Monorandum of Understanding (MoU) Serempak bahwa klub wajib melepas pemainnya ketika dibutuhkan Demi berjuang Serempak timnas.

Termasuk tentunya, kedepan, harus Terdapat sinkronisasi antara jadwal kompetisi dan agenda timnas. Jangan Tiba setiap kali akan mengikuti event kita Maju bermasalah dengan tarik ulur pemain.

Asian Games memang bukan agenda FIFA, tapi tim-tim yang dihadapi punya kualitas yang levelnya lebih tinggi. Terdapat negara mapan seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Iran, dan Uzbekistan. Di sini kita Pandai mengukur sejauh mana level kita berhadapan dengan tim elite tersebut.

Sekali Tengah, harusnya Segala (PSSI dan Klub) bersepakat bahwa kepentingan negara di atas segalanya. Bukan sebaliknya, kompetisi lebih diprioritasnya dengan mengorbankan kepentingan tim nasional.

Cek Artikel:  Diincar Manchester United, Atalanta Tetapkan Harga untuk Giorgio Scalvini

PSSI harus tegas dan memberikan Denda kepada klub yang Kagak mau melepas pemainnya ke timnas. Ini agar road map kompetisi sebagai medium peningkatan kualitas timnas menjadi terukur. Sekali Tengah, timnas yang kuat bermula dari kompetisi yang sehat.

Kagak dilepasnya Ramadan Sananta dan cederanya Beckham Putra Membangun kekuatan timnas menjadi pincang. Praktis hanya Terdapat 20 pemain yang siap tampil di Asian Games. Itupun dengan persiapan seadanya bahkan tanpa Terdapat aklimatisasi yang cukup. Nah, bagaimana mau berprestasi tinggi bila pemain yang diinginkan Instruktur Kagak dilepas klubnya. Bila seperti ini Maju akhirnya timnas hanya sekadar batu loncatan Demi Memajukan nilai jual pemain. Bukan Demi prestasi yang membanggakan negara.

Cek Artikel:  PSS Tetap Geber Latihan Intensif di Bulan Ramadan

Ingat, bintang Korea Selatan saja, Son Heung-min, sangat antusias Ketika dipanggil membela negaranya di Asian Games 2018. Karena memang cita-cita tertinggi pesepakbola adalah membela timnas apapun event yang diikuti.

Sekali Tengah, PSSI harus Membangun formula Spesifik bagaimana teknis pemanggilan dan perekrutan pemain Demi tampil dalam sebuah event yang harus dipatuhi Serempak. Klub yang Kagak melepas pemainnya harus diberikan Denda. Ini Segala demi lambang Garuda di dada. Demi Merah Putih agar berkibar tinggi di kancah Global.

(Penulis: Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer)

Mungkin Anda Menyukai