PRESIDEN Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Iran mungkin akan membalas dendam terhadap Israel dalam beberapa jam mendatang. Serangan yang direncanakan itu merespons pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
“Keputusan mungkin akan diambil dalam beberapa hari ke depan atau bahkan beberapa jam ke depan,” kata Abbas dalam wawancara dengan kantor berita Rusia TASS.
Dia menambahkan bahwa ada dialog yang intens antara banyak negara. Pertanyaan mendesaknya ialah tingkat tanggapan Iran terhadap kematian Haniyeh.
Baca juga : Negara Barat Minta Iran Tahan Diri dalam Konflik Timur Tengah
Abbas mencatat bahwa Amerika Perkumpulan (AS) secara aktif terlibat dalam perundingan dan menyatakan bahwa tekanan Washington dapat mendorong situasi ke arah eskalasi lebih lanjut.
Pemimpin Palestina tersebut menekankan bahwa isu utama yaitu keputusan yang akan diambil masing-masing negara dan risiko yang siap mereka ambil.
Dia juga mengkritik AS karena menghalangi pengakuan internasional atas Palestina dan menghambat proses perdamaian, meskipun resolusi telah diadopsi.
Baca juga : Dukung Palestina, Hizbullah Tembakkan 30 Roket ke Israel
Abbas memuji upaya Rusia di Timur Tengah dan menekankan bahwa Moskow selalu mendukung Palestina.
“Saya tidak ingat Rusia pernah memperlakukan kami dengan buruk atau menentang kami. Apa pun yang kami minta, mereka selalu siap membantu,” katanya.
Dia juga menegaskan bahwa Palestina tidak akan pernah setuju untuk mengecualikan Rusia dari Kuartet Timur Tengah mengenai penyelesaian Palestina-Israel yang meliputi UE, PBB, AS, dan Rusia.
Baca juga : Iran Punya Kewajiban Moral untuk Menghukum Israel Bunuh Haniyeh
Mencemooh resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Oktober lalu oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Dekat 40.000 orang telah terbunuh, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Lebih dari 92.000 lain terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Laskar Israel juga telah melakukan serangan rutin di berbagai wilayah Tepi Barat, yang meningkat sejak dimulainya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023. Penduduk Palestina juga menghadapi serangan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel.
Sejak itu, setidaknya 630 warga Palestina telah tewas dan hampir 5.400 lain terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah pendudukan, menurut Kementerian Kesehatan.
Mahkamah Global menuduh Israel melakukan genosida dan memerintahkan penghentian operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei. (Yenisafak/Z-2)