Liputanindo.id – Aliansi Indonesia – Instruktur Timnas Indonesia, Shin Tae-yong melakukan dua pergantian pemain tak biasa pada laga kontra Australia. Momen itu menunjukkan kualitasnya sebagai pelatih kelas dunia.
Indonesia harus susah payah menahan imbang Australia dengan skor 0-0 di Stadion Istimewa Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa (10/9). Ini merupakan laga kedua grup C Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dalam pertandingan tersebut, Indonesia hampir selalu berada di bawah tekanan Australia. Tetapi The Socceroos kesulitan membobol gawang Maarten Paes.
Pada sepuluh menit jelang waktu normal berakhir, Shin Tae-yong melakukan pergantian pemain yang tak biasa. Ia menarik keluar Marselino Ferdinan dan memasukkan Pratama Arhan.
Arhan masuk ke lapangan bukan untuk menjalani peran sebagai bek kiri. Pemain berusia 22 tahun itu dipasang sebagai winger dan menjadi tumpuan dalam melakukan serangan balik.
Enam menit berselang, Wahyu Prasetyo masuk menggantikan Sandy Walsh. Padahal ada nama Asnawi Mangkualam yang berposisi bek kanan juga di bangku cadangan.
Baca Juga:
Shin Tae-yong punya pertimbangan khusus terkait dua pergantian ini. Arhan dan Wahyu punya peran yang berbeda.
“Memang sebagai pelatih kepala, setiap saat saya harus mengambil keputusan dengan cepat. Bagaimana antisipasinya di situasi seperti ini,” kata Shin Tae-yong.
“Mungkin daripada Asnawi, saya lebih pilih Wahyu karena dia lebih cenderung bertahan. Lewat untuk Arhan, saya pikir bagaimana kita bisa melakukan serangan balik, walaupun kita dalam posisi bertahan sebelumnya.”
Arhan memang dikenal sebagai bek sayap yang sangat agresif dan memiliki kecepatan. Keahliannya dalam melakukan lemparan ke dalam juga menjadi opsi serangan tambahan.
Arhan pun sempat menjadi tumpuan serangan Indonesia dari sisi kiri. Sayang, sejumlah peluang gagal dimaksimalkan.
Sementara tampilnya Wahyu membuat sisi kanan pertahanan tetap solid. Beberapa kali pemain PSIS Semarang itu mampu memutus serangan Australia.
Pergantian pemain pada laga kontra Australia menjadi bukti Shin Tae-yong pelatih yang sangat fleksibel. Hal ini tentu membuat tim-tim lawan kesulitan mengantisipasi taktik yang akan digunakannya.
Selalu update berita terbaru seputar Aliansi Indonesia hanya di Liputanindo.id