Prakerja jadi Solusi Kelas Menengah Indonesia Buat Tingkatkan Keterampilan

Prakerja jadi Solusi Kelas Menengah Indonesia untuk Tingkatkan Keterampilan
Ilustrasi(Dok Prakerja)

KELAS menengah di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin berat di tengah guncangan ekonomi Dunia. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah yang dulunya mencapai 57,33 juta orang atau 21,45% dari populasi pada 2019, kini menjadi 47,85 juta orang (17,13%) pada 2024. 

“Bilangan ini juga menunjukkan bahwa Terdapat Sekeliling 9,48 juta orang telah ‘turun kelas’ akibat tekanan ekonomi, seperti inflasi, sulitnya mendapatkan pekerjaan, dan meningkatnya biaya hidup,” ucap Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari, dalam keterangan resminya, Kamis (17/10).

Dengan semakin sulitnya mencari pekerjaan yang layak, Denni menyebut bahwa banyak dari mereka yang Tetap berada dalam golongan aspiring middle class. Artinya, mereka berada di ambang naik kelas, tetapi Tetap dihadapkan dengan berbagai tantangan yang menghambat laju mereka Buat naik ke kelas menengah.

Bagi kelas menengah, peningkatan keterampilan seringkali menjadi kunci Buat membuka Kesempatan terhadap peningkatan Pendapatan. Berdasarkan survei Presisi Indonesia, peserta Program Kartu Prakerja yang telah menyelesaikan pelatihan Berkualitas Buat skilling, reskilling, maupun upskilling mengalami peningkatan pendapatan sebesar Rp255.000 hingga Rp315.000 perbulan. 

Cek Artikel:  Tekan Lonjakan Harga Beras, Mentan Janji Genjot Produksi

“Peningkatan ini setara dengan 17-21% dari Pendapatan perbulan mereka sebelumnya,” beber Denni.

Bukan hanya itu, peningkatan keterampilan juga dapat berdampak pada peningkatan status kebekerjaan maupun profesi. Data internal Prakerja menunjukkan sebanyak 26% peserta yang sebelumnya menganggur kini bekerja atau berwirausaha dalam dua bulan setelah menyelesaikan pelatihan. Selain itu, 2% dari peserta yang sebelumnya bekerja informal telah berhasil beralih menjadi pekerja formal.

Seperti kisah Tia Noviani T misalnya, seorang Perempuan dari Kab Yakuhimo, Papua Pegunungan, yang mengikuti pelatihan Ms Office dari Prakerja. Skill Tia meningkat sehingga ia dapat mempertahankan posisinya di Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dan kini bertanggung jawab Buat mendampingi perencanaan-perencanaan puskesmas.

Program Prakerja Rupanya memberikan kontribusi positif Bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga telah diakui secara Global. Salah satunya adalah perolehan Honourable Mention Buat Hasil karya Pendidikan pada Wenhui Award. Selain itu, Prakerja juga meraih penghargaan GovCyber Innovator of The Year di ajang IndoSec Awards 2024 Buat pencapaiannya di bidang teknologi dan keamanan siber.

Cek Artikel:  Apa Itu Inflasi Berikut Pengertian, Jenis, dan Dampaknya terhadap Ekonomi Nasional

Presisi Indonesia merilis hasil survei yang menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja telah berkontribusi pada inklusi keuangan di Indonesia. Sebanyak 80% responden membuka rekening bank atau e-wallet pertama mereka setelah terpilih sebagai penerima Prakerja.

Hal ini menunjukkan program ini membuka akses ke layanan keuangan formal bagi masyarakat, khususnya mereka yang berada di kalangan aspiring middle class. Dengan akses yang lebih mudah ke rekening dan e-wallet, Prakerja mendorong peningkatan literasi dan inklusivitas keuangan sekaligus menciptakan Kesempatan perputaran ekonomi yang lebih luas.

Seorang alumni Prakerja, Helmi Suardi yang berasal dari Kab. Aceh Jaya, misalnya, sebelumnya merupakan fresh graduate dan belum Mempunyai pekerjaan. Pada masa pandemi, ia mengikuti program Prakerja serta menyapu Bersih saldo pelatihan Prakerja yang dimilikinya, Helmi kemudian mengambil empat pelatihan. Keterampilan yang dimilikinya kemudian ia gunakan sebagai bekal Buat membuka usaha yang Tetap bertahan Tamat sekarang.

Cek Artikel:  OJK Cabut Izin Usaha BPR Bank Pasar Bhakti Sidoarjo

“Prakerja bukan hanya meningkatkan keterampilan individu, Tetapi juga berdampak pada pembangunan ekonomi lokal,” beber Helmi.

Selain Helmi, banyak alumni dari berbagai daerah bahkan daerah pelosok, yang menyambut Kesempatan Buat membuka usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkat pelatihan yang diterima.

Demi ini, menambah, memperkuat, serta mengembangkan keterampilan baru adalah sebuah keniscayaan Buat tetap relevan dengan tuntutan pasar kerja yang Luwes. Hal ini Bukan hanya akan membantu masyarakat kelas menengah Buat mempertahankan daya saing, tetapi juga menyambut berbagai Kesempatan Buat berkarir di bidang-bidang yang baru dan menarik. (J-3)

Mungkin Anda Menyukai