Prabowo-Gibran Dapat Menang Satu Putaran

Prabowo-Gibran Bisa Menang Satu Putaran?
Gantyo Koespradono(Dok pribadi)

SAYA dan beberapa teman beberapa hari lalu terlibat diskusi terkait dengan pencalonan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, masing-masing sebagai capres presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Tiba artikel ini saya tulis, masyarakat masih menggunjingkan pasangan calon pemimpin bangsa lintas generasi tersebut. Intinya, banyak warga masyarakat yang mengkritik dan ‘menghujat’ Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapa membiarkan dan bahkan merestui anak sulungnya, Gibran, bersedia didaulat menjadi calon wakil presiden yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024.

Tiba detik ini, masih ada yang menyesalkan mengapa Jokowi berubah 180 derajat, dari sosok yang bersahaja menjadi sosok yang (maaf) haus kekuasaan?
 
Bahkan ada pula yang menangis, menyesalkan, mengapa Jokowi tega menghalalkan segala cara? Tiba-sampai menjadikan atau memanfaatkan adik iparnya (Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman) untuk menjadikan mahkamah yang dipimpinnya menjadi ‘mahkamah keluarga’ dan sebagai jembatan bagi Gibran untuk nyawapres.

Jokowi terlibat atau cawe-cawe dalam perkara ini? Entahlah. Menurut saya, itu jawaban yang tepat buat saya, setidaknya untuk sementara ini, daripada ‘menghakimi’ Jokowi.

Pasalnya, bisa saja ‘drama’ dalam rangka menyambut Pemilu Serentak 2024 yang di dalamnya ada pilpres belum berakhir. Jokowi sendiri sampai saat ini tenang-tenang saja dan sepertinya berprinsip emang gue pikirin.

Di luar keluarga Jokowi dan kroninya, banyak pula yang mengharapkan setelah Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) memeriksa para hakim MK dan ‘menghukum’ Ketua MK Anwar Usman, apa yang sudah diputuskan MK soal tambahan syarat bagi calon presiden/wakil presiden- memungkinkan Gibran lolos jadi cawapres- akan dibatalkan.

Cek Artikel:  Kebijakan Penonaktivan NIK Kaum Jakarta: 'Kagak baik Macam-macam Cermin Dibelah'

Sesuatu yang menurut saya tidak mungkin, sebab apa yang sudah diputuskan MK, mempunyai kekuatan tetap, tidak bisa lagi diganggu gugat. Bahwa Anwar Usman dianggap dan divonis oleh MKMK melanggar etika, lalu diberhentikan sebagai hakim MK, itu lain soal.

Kebiasaanl saja

Diakui atau tidak, citra atau nama Jokowi memang ternoda gara-gara kasus ini. Saya menduga dalam Pilpres 2024 pasangan Prabowo-Gibran akan kalah dalam putaran pertama, sehingga yang maju dalam putaran kedua nanti adalah pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Tetapi, dugaan saya ini dimentahkan oleh dua rekan diskusi kami. Selama ini mereka punya pengalaman dan analisis politik yang tajam dan opininya argumentatif, meskipun kali ini dalam soal Prabowo-Gibran, saya meragukannya.

Mereka menyerang saya bahwa dugaan saya (Prabowo-Gibran gugur di putaran pertama) bisa terjadi jika situasi yang kini berkembang di Indonesia menghadapi Pemilu 2014- apalagi jika Jokowi tidak berambisi memenangkan pasangan Prabowo-Gibran- normal-normal saja. Menurut mereka, Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Menurut teman diskusi saya itu, Prabowo-Gibran akan terpilih sebagai pasangan presiden-wakil presiden pada Pilpres 2024 cukup sekali putaran.

Cek Artikel:  Rokok dan Kanker Paru

Salah seorang teman diskusi bahkan memerkirakan perolehan suara Prabowo-Gibran bisa mencapai 54%! Sisanya 46% dibagi secara tidak merata antara Ganjar-Mahfud (Gama) dan Anies-Muhaimin (Amin).

Mengapa ini bisa terjadi? Lagi menurut teman diskusi, mematahkan argumentasi saya, dalam pilpres nanti, Jokowi tidak tinggal diam. Ia akan berupaya dengan berbagai cara lewat kuasa yang masih dimiliki sebagai presiden untuk memenangkan sang anak, Gibran.

Dari argumentasi yang disampaikan teman saya tadi, saya menyimpulkan Jokowi sudah lupa daratan. Fakta politik, Jokowi jelas-jelas memanfaatkan adik iparnya, sehingga MK memberi karpet merah kepada Gibran.

Tak cuma itu, anak keduanya, Kaesang Pangarep, juga diberi akses menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam tempo dua hari setelah bergabung ke partai itu. Kawan-teman diskusi berargumentasi, Kaesang lewat PSI disiapkan untuk mengapitalisasi dan memuluskan Prabowo-Gibran jadi RI-1 dan RI-2.

Terdapat kelemahan

Lewat saya bertanya mengapa Gibran dinominasikan menjadi cawapres lewat Partai Golkar? Saya mendapat jawaban, Jokowi sudah menyimpan kelemahan-kelemahan yang ada pada sosok Airlangga Hartarto sang ketua umum partai Orde Baru itu. Memangnya mau Airlangga berurusan dengan hukum?

Kawan diskusi melanjutkan, suka tidak suka, saat pilpres digelar, Jokowi masih menjabat sebagai presiden. Siapa yang ‘punya’ panglima TNI padahal baru beberapa hari diangkat jadi KSAD?
 
Siapa pula yang ‘punya’ polisi yang personelnya ada di pelosok daerah, terpencil sekalipun? Siapa yang ‘punya’ kepala daerah berstatus plt yang semuanya disetujui Jokowi sebelum menggantikan posisi menggantikan gubernur, bupati, dan wali kota?

Cek Artikel:  Maksud Krusial Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar

Jauh sebelumnya, Jokowi juga pernah mengumpulkan para luruh se-Indonesia. Apalagi kalau bukan dimaksudkan untuk kepentingan Jokowi?

Lha, yang punya suara, kan, rakyat? Saya jelaskan bahwa dalam pilpres nanti saya tidak akan memilih Prabowo-Gibran. Saya jelaskan bahwa sangat mungkin puluhan juta orang punya pilihan seperti saya.

Dengan begitu tidak mungkin Prabowo-Gibran akan langsung terpilih pada putaran pertama? Dapat saja di putaran kedua nanti, mereka akan berhadapan dengan Gama atau Amin.

Rekan diskusi saya menegaskan, Jokowi dengan berbagai cara, akan berusaha agar anaknya yang mendampingi Prabowo menang cukup dengan satu putaran. Pasalnya, jika pilpres sampai dua putaran dan jika pilpres berjalan baik-baik saja, Jokowi yakin anaknya tidak akan menang.

Tapi, ya itu tadi, masih menurut teman diskusi saya, Pemilu Serentak 2024, terutama pilpres akan berlangsung tidak baik-baik saja alias tidak normal.

Saya tetap berasumsi Jokowi tidak seperti itu sebagaimana digambarkan banyak orang belakangan ini. Kawan menggoda, “Apa mau kita taruhan jam tangan Rolex?”

“Sudahlah, Mas, siap-siap saja nanti minum pil penenang,” kata teman diskusi.

Prabowo-Gibran menang satu putaran, bahkan dengan skor 54% masih terus membuat penasaran saya. Bagaimana dengan Anda?

Mungkin Anda Menyukai