Potensi Indonesia Jadi Pemeran Kunci Dunia Produksi Baterai EV

Potensi Indonesia Jadi Pemain Kunci Global Produksi Baterai EV
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri)(MI/SUSANTO)

DALAM lima tahun terakhir, lebih dari 2.000 GWh kapasitas baterai lithium-ion telah digunakan secara global guna mendukung 40 juta kendaraan listrik dan ribuan proyek energy storage. Terkait hal ini, Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci global dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV) yakni dapat menyuplai baterai EV sebesar 210 GWh per tahun, karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral khususnya nikel.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada acara “Groundbreaking HPAL Neo Energy” di Kawasan Neo Energy Morowali Industrial Estate (NEMIE), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/9), menyebut bahwa berbagai negara melihat Indonesia penting menjadi bagian dari critical minerals.

”Indonesia sedang bicara dengan Amerika Perkumpulan terkait critical minerals agreement, berbicara juga dengan Uni Eropa. Dan juga dengan negara lain seperti Kanada dan Australia, di mana kalau Indonesia-Kanada dan Indonesia-Australia bergabung maka kekuatan dari ekosistem EV itu akan kuat, baik itu berupa lithium maupun nikel, bahkan sekarang ada yang sedang dikembangkan lagi berbasis sodium atau garam,” ujar Menko Airlangga.

Cek Artikel:  Subaru Dukung Motorsport Indonesia Melalui Indonesia Drift Series

Baca juga : Mind ID Jadi Motor Penggerak Pengelolaan Mineral Kritis dan Strategis

Menko Airlangga juga mengapresiasi Neo Energy yang telah merealisasikan investasi dengan membangun smelter High-Pressure Acid Leaching (HPAL) pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan. Smelter itu akan mengolah bijih nikel atau limonite menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan prekusor katoda baterai EV. Proyek baterai HPAL Neo Energy ini diharapkan akan mampu menambah kapasitas MHP nasional sebanyak 120 ribu MT per tahun.

Fasilitas HPAL ini terletak di Neo Energy Morowali Industrial Estate (NEMIE), sebuah kawasan industri yang didesain untuk menjadi pusat pengolahan mineral berbasis energi hijau. Seluruh operasional di kawasan ini akan menggunakan 100% energi terbarukan, termasuk tenaga air dan surya, yang menjadikannya praktik industri ramah lingkungan di Indonesia. Buat Kawasan Industri NEMIE sendiri telah mendapatkan Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) pada Agustus 2024 dan ini menjadi kepastian hukum dan keyakinan bagi para calon investor.

Cek Artikel:  4 Tips Suzuki untuk Perjalanan Liburan Akhir Mengertin bersama Keluarga

“Saya monitor alat berat yang dioperasikan di sini seluruhnya berbasis elektrik. Kita mengapresiasi bahwa kawasan ini mendukung target zero emission di pertambangan dan industrinya. Karena statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional, maka tentu kerja sama dengan aparat TNI/Polri menjadi penting karena ini aset nasional. Saya harap dengan adanya kolaborasi ini bisa menunjang industri kita untuk transisi dari energi fosil menjadi new energy,” pungkas Airlangga.

Mungkin Anda Menyukai