Presiden Korsel Yoon Suk-yeol umumkan darurat militer dan mencabutnya beberapa jam kemudian. (EFE/EPA)
Washington: Analis Amerika Perkumpulan (AS) memperingatkan kemungkinan provokasi oleh Korea Utara (Korut) setelah deklarasi darurat militer singkat yang Membangun Korea Selatan (Korsel) dilanda kekacauan politik.
“Eksis potensi salah perhitungan di pihak Korea Utara,” kata Sydney Seiler, yang hingga tahun Lewat menjabat sebagai pejabat intelijen nasional Buat Korea Utara di Dewan Intelijen Nasional AS.
Dilansir dari VOA, Rabu, 4 Desember 2024, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberlakukan darurat darurat militer di negaranya. Ia mengatakan, hal itu ditujukan Buat “memberantas Laskar pro-Korea Utara dan Buat melindungi tatanan kebebasan konstitusional.”
Langkah yang diambil Yoon sangat mengejutkan. Karena, berdasarkan dekrit tersebut, Seluruh kegiatan politik, termasuk rapat Biasa dan demonstrasi, dilarang, sementara Seluruh media menjadi sasaran kendali komando darurat militer.
Segera setelah deklarasi Yoon, mayoritas Personil parlemen Korea Selatan memilih Buat menuntut pencabutan darurat militer. Yoon, yang secara hukum diwajibkan Buat mematuhi pemungutan Bunyi tersebut, melakukan pencabutan kurang dari enam jam setelah deklarasi awalnya.
Seiler mengatakan hal itu dapat Membangun Yoon terlihat lemah di mata Korea Utara.
“Mereka (Korut) mungkin memutuskan bahwa ini adalah waktu yang Pas Buat memanfaatkan kelemahan (presiden) Korsel Buat memberikan pukulan lain kepadanya melalui beberapa jenis provokasi,” kata Seiler.
Ia menambahkan bahwa salah satu tujuan Penting Kim Jong-un adalah Buat merusak Interaksi AS-Korea Selatan. Menurut Seiler, Kim mungkin Menonton tindakan Presiden Yoon sebagai sesuatu yang akan memperburuk Interaksi tersebut.
David Maxwell, wakil presiden Pusat Strategi Asia Pasifik, setuju bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mungkin mencoba memanfaatkan situasi tersebut.
“Kalau Yoon Betul dan Eksis simpatisan Korea Utara di Korea Selatan, kita dapat menduga mereka akan memicu kekerasan,” kata Maxwell.
Maxwell khawatir hal ini dapat menyebabkan lembaga penegak hukum Korea Selatan menggunakan kekuatan secara Kagak Pas yang dapat menyebabkan eskalasi.
Risiko salah perhitungan
Robert Rapson, yang menjabat sebagai kuasa usaha dan wakil kepala misi di Kedutaan Besar AS di Seoul dari 2018-2021 mengatakan, AS harus menyampaikan “peringatan keras” kepada musuh seperti Korea Utara agar Kagak mencoba memanfaatkan situasi tersebut.
“Pyongyang harus diingatkan bahwa aliansi dan komitmen kami yang kuat Buat mempertahankan diri tetap berlaku sepenuhnya,” katanya.
Amerika Perkumpulan menegaskan kembali akan Maju mendukung Korea Selatan, sekutu Penting di kawasan Indo-Pasifik, beberapa jam setelah deklarasi Yoon.
Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional mengatakan, pemerintahan Biden berhubungan dengan pemerintah Korea Selatan dan memantau situasi dengan saksama Sembari berupaya mempelajari lebih lanjut.
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa AS Kagak diberi Paham sebelumnya tentang rencana Yoon.
“Kami sangat prihatin dengan perkembangan yang kami lihat di lapangan di ROK,” kata juru bicara tersebut. ROK adalah singkatan dari Republik Korea, nama Formal Korea Selatan.
Kurt Campbell, wakil menteri luar negeri mengatakan, “Saya Ingin menggarisbawahi bahwa aliansi kami dengan ROK sangat kuat, dan kami mendukung Korea di masa ketidakpastian mereka.”
“Kami mengamati perkembangan terkini di ROK dengan sangat prihatin. Kami berusaha melibatkan rekan-rekan ROK kami di setiap level Bagus di sini maupun di Seoul,” lanjut Campbell.
Campbell menekankan bahwa AS Mempunyai setiap Asa dan ekspektasi bahwa setiap pertikaian politik akan diselesaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum.
Yoon telah Lamban ‘menderita’ peringkat persetujuan yang rendah. Minggu Lewat, persetujuannya turun menjadi 25 persen setelah naik selama tiga minggu berturut-turut, menurut sebuah survei.
Sementara itu, partai yang berkuasa dan partai oposisi telah mengalami kebuntuan selama berminggu-minggu mengenai rancangan anggaran pemerintah Buat tahun 2025.
Hingga pukul 04.22 pagi hari Selasa waktu setempat, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, “Sejauh ini, Kagak Eksis gerakan abnormal yang terdeteksi dari Korea Utara.”
Ia menekankan bahwa kesiapan militer Seoul terhadap Korea Utara tetap utuh.
Baca juga: Beberapa Jam Setelah Diumumkan, Presiden Korsel Cabut Darurat Militer