MASSA yang tak puas dengan hasil pemilu mendatangi kantor KPU. Mereka
meminta agar dilakukan pemilihan ulang. Tak hanya itu, massa juga
mengancam akan membakar kantor KPU dan tempat publik lainnnya.
Suasana sempat mencekam ketika terjadi perlawanan dari massa yang
terus menyerang petugas yang berjaga. Polisi terpaksa menghalau pengunjuk rasa dengan semburan air dari kendaraan water canon dan tembakan gas air mata untuk mengurai massa yang anarkistis.
Ledakan bom kemudian terdengar sangat keras di tengah kericuhan massa yang semakin meningkat. Penjinak bom berseragam lengkap beserta robot penjinak dikerahkan untuk mengamankan situasi. Hingga akhirnya suasana bisa terkendali, massa aksi berhasil dibubarkan dan kericuhan Pilkada bisa diredam.
Baca juga : Surya Paloh Kunjungi Rumah Prabowo di Kertanegara
Aksi massa tersebut merupakan skenario simulasi Sistem Pengamanan Kota
(Sispamkota) untuk pengamanan Pilkada Serentak 2024 yang digelar di
Lapangan Brigif 15 Kujang II Cimahi, Kamis (15/8).
Kapolres Cimahi Ajun Komisaris Besar Tri Suhartanto mengatakan, simulasi Sispamkota digelar sebagai persiapan dalam menghadapi kerawanan Pikada Serentak 2024. Kepolisian, TNI dan stakeholder lainnya harus siap melakukan pengamanan di wilayah hukum Polres Cimahi.
“Eskalasi dalam Pilkada itu ada, naik atau turun. Simulasi pengamanan ini supaya nanti bisa sama-sama mengetahui, dan siapa berbuat apa,” kata Tri.
Baca juga : Jaga Pengawasan Pemilu, Bawaslu Jatim Dirikan Rumah Data
Lebih jauh, simulasi ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
prosedur pengamanan yang akan diterapkan selama Pilkada, sekaligus
menunjukkan kesiapan aparat dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemetaan titik rawan saat
pelaksanaan Pilkada nanti. Kerawanan yang terjadi di wilayah hukumnya lebih kepada letak geografis yang menjadi tantangan pihak kepolisian, terutama di wilayah Bandung Barat.
“Daerah Bandung Barat memiliki cakupan luas dan didominasi wilayah
pegunungan, ini menjadi tantangan tersendiri,” bebernya.
Baca juga : Tingkatkan Elektabilitas, Farhan Harus segera Menemukan Kekasih di Pilkada Kota Bandung
Apalagi Pilkada yang akan berlangsung pada November mendatang diprediksi akan bersamaan dengan musim penghujan sehingga rentan ada potensi bencana alam.
“Sebentar lagi akan menghadapi masa-masa dengan curah hujan tinggi, maka kita antisipasi terkait dengan kerawananan geografis. Insya Allah untuk kerawanan-kerawanan terkait konflik dan lainnya di wilayah Cimahi tidak ada,” tuturnya.
Terkait jumlah personel yang disiapkan untuk pengamanan pemilihan Wali
Kota-Wakil Wali Kota Cimahi, Bupati-Wakil Bupati Bandung Barat, dan
Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat, dia menyebutkan, total disiagakan 600 personel terdiri dari gabungan TNI/Polri unsur pemerintahan dan pemangku kepentingan lainnya.