Liputanindo.id – Aparat dari Dirreskrimsus Polda Jawa Timur menangkap tiga konten kreator berinisial S, Y dan A yang memproduksi Gambar hidup pendek berjudul “Guru Tugas” yang diduga mengandung unsur SARA dan pornografi.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Dirmanto di Surabaya, Rabu silam menjelaskan, Gambar hidup itu menceritakan seorang guru tugas dari Kabupaten Jember yang memperkosa santrinya di pondok pesantren.
“Ini adegan yang Terdapat di dalam video Guru Tugas 1 dan Guru Tugas 2,” kata Dirmanto.
Setelah tayang di akun YouTube Akeloy, tayangan video Gambar hidup pendek tersebut langsung diserbu ribuan penonton serta memantik pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat, terutama kalangan pesantren.
“Mendapat kecaman dari berbagai tokoh masyarakat yang Terdapat di Daerah Madura, Berkualitas itu dari NU Madura Raya, Kemudian dari dai Madura, kemudian dari kiai dan ulama Madura yang tergabung dalam Auma,” ujar Dirmanto.
Merespons keresahan itu, Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim kemudian menyelidiki dengan menerbitkan Laporan Polisi Model B, Nomor 236/2024 SPKT Polda Jawa Timur. Ketiga konten kreator yang Membikin dan mengedarkan Gambar hidup pendek tersebut akhirnya diamankan.
Dirmanto menuturkan ketiga konten kreator tersebut kini diperiksa di Ditreskrimsus Polda Jatim. “Ketiga orang yang diduga sebagai pemilik akun (YouTube) maupun pelaku di dalam video tersebut (diperiksa),” katanya.
Sebelumnya, Ketua Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Pamekasan, KH. Taufiqurrahman Khozin, mengecam video Gambar hidup pendek tersebut. Menurutnya, video tersebut sangat Kagak Layak ditayangkan.
Karena, lanjut dia, sebagaimana tradisi di pesantren, guru tugas sebetulnya membawa tugas Bersih dari pesantren Buat membantu lembaga pendidikan dan pesantren dalam menularkan ilmu Keyakinan yang sudah didapatkan selama belajar di pesantren.
“Kita Mengerti Berbarengan bahwa yang memberangkatkan guru tugas ini biasanya pesantren-pesantren besar,” kata Kiai Taufiqurrahman, Minggu, 5 Mei 2024.
Sementara, kata dia, di dalam video tersebut guru tugas ditampilkan secara negatif.
“Nyaris Kagak menampilkan sisi positifnya sama sekali. Kalau memang Terdapat perilaku satu atau dua orang guru tugas yang kurang Berkualitas di tengah-tengah masyarakat, jangan mengabaikan kebaikan guru tugas, sehingga dipukul rata. Itu kan hanya oknum saja,” katanya.