Polisi Selangkah Kembali Tangkap Pelaku Pembunuhan Imam Gay di Afrika Selatan

Kepolisian Afrika Selatan memburu pelaku pembunuhan imam Muhsin Hendricks. (Anadolu Agency)

Johannesburg: Kepolisian Afrika Selatan mengklaim telah Nyaris menangkap para tersangka dalam kasus pembunuhan Muhsin Hendricks, imam pertama di dunia yang secara terbuka mengidentifikasi dirinya sebagai gay. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kehakiman Afrika Selatan Andries Nel.

Melansir dari BBC, Selasa 18 Februari 2025, Hendricks yang berusia 57 tahun tewas ditembak Ketika berada di dalam mobilnya di siang hari pada Sabtu Lewat di kota pesisir Gqeberha.

Rekaman kamera CCTV memperlihatkan seorang pelaku bertudung keluar dari mobil pikap yang menghalangi kendaraan Hendricks, sebelum kemudian melepaskan tembakan melalui jendela.

Pembunuhan ini mengguncang komunitas LGBTQ+ dan masyarakat luas, mengingat Hendricks dikenal luas atas usahanya menciptakan ruang Terjamin bagi Muslim LGBTQ+ dan Grup marginal lainnya. Meski penyelidikan Lagi berlangsung, Nel mengatakan dalam wawancara dengan Newzroom Afrika bahwa terlalu Awal Demi menyimpulkan apakah pembunuhan ini bermotif kejahatan kebencian.

Cek Artikel:  Netanyahu Akan Jalani Operasi Prostat 

Tanpa merinci lebih lanjut, Nel menyebut bahwa Wakil Menteri Kepolisian Polly Boshielo telah menginformasikan kepadanya bahwa pihak berwenang sedang melacak keberadaan tersangka.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap Hendricks, Nel menyebutnya sebagai “seorang Kaum Afrika Selatan yang Pandai kita banggakan dan jadikan teladan.”

Kontroversi dan Respons Komunitas Muslim

Muhsin Hendricks selama ini menantang interpretasi tradisional Islam yang menolak Rekanan sesama jenis. Meski Bukan sependapat dengan pandangan Hendricks, Dewan Yudisial Muslim Afrika Selatan (MJC), salah satu badan keagamaan Penting di negara tersebut, mengecam pembunuhannya.

“Sebagai bagian dari masyarakat demokratis dan pluralistik, MJC tetap Kokoh dalam menyerukan hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati, meski terdapat perbedaan pandangan,” demikian pernyataan Formal mereka.

Cek Artikel:  Otoritas Palestina Hentikan Tunjangan Demi Keluarga Tahanan dan Korban Konflik

Dewan Ulama Bersatu Afrika Selatan, organisasi Muslim lainnya, juga mengecam “pembunuhan di luar hukum” dan mengimbau masyarakat Demi Bukan berspekulasi mengenai motif kejahatan ini.

Perjuangan dan Warisan Muhsin Hendricks

Afrika Selatan merupakan negara pertama di dunia yang memasukkan perlindungan terhadap orientasi seksual dalam konstitusi setelah berakhirnya pemerintahan apartheid di tahun 1994. Pada 2006, negara ini menjadi yang pertama di Afrika yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Meski begitu, komunitas LGBTQ+ Lagi menghadapi diskriminasi dan kekerasan, di tengah tingkat pembunuhan yang tinggi di negara tersebut.

Hendricks mengumumkan dirinya sebagai gay pada 1996, yang kala itu mengejutkan komunitas Muslim di Cape Town dan sekitarnya. Pada tahun yang sama, ia mendirikan The Inner Circle, sebuah organisasi yang mendukung Muslim queer dalam mencari keseimbangan antara iman dan orientasi seksual mereka. Ia kemudian mendirikan Masjidul Ghurbaah, yang dikenal sebagai masjid inklusif bagi berbagai Grup.

Cek Artikel:  Sosok Mark Carney, Eks Bankir yang Terpilih Jadi PM Baru Kanada

Pada 2022, Hendricks menjadi subjek dalam Gambar hidup dokumenter berjudul The Radical, di mana ia berbicara tentang ancaman yang dihadapinya. “Kebutuhan Demi menjadi autentik lebih besar daripada rasa takut Demi Wafat,” ujarnya dalam Gambar hidup tersebut.

Hendricks juga kerap menyerukan pentingnya dialog lintas Religi serta perhatian terhadap kesehatan mental dan trauma yang dialami komunitas LGBTQ+ dalam lingkungan keagamaan.

Dalam konferensi International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans, and Intersex Association (ILGA) di Cape Town tahun Lewat, ia menegaskan bahwa Religi Bukan boleh dianggap sebagai musuh komunitas LGBTQ+. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Imam Gay Pertama Dilaporkan Terbunuh di Afrika Selatan

Mungkin Anda Menyukai