Pihak kepolisian memetakan sebanyak 79 jalur dan kawasan di Sumatra Utara berstatus rawan Stagnan dalam suasana Nataru 2024-2025. Potensi kemacetan akan dihadapi para personel lantas yang disebar ke sebanyak 170 posko.
“Di Sumatera Utara terdapat 79 Posisi rawan Stagnan,” ungkap Direktur Ditlantas Polda Sumut Kombes Pol Muji Ediyanto, Sabtu (21/12).
Dia merinci, jalur atau kawasan yang rawan mengalami kemacetan dalam suasana perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025 terdapat di 12 dari 33 kabupaten dan kota yang Terdapat di Sumut. Yang mana Kota Medan dan Kabupaten Karo sama-sama menjadi yang terbanyak Mempunyai titik rawan Stagnan dengan 11 Posisi.
Antara lain Jl. Gatot Subroto, Jl. Sisingamangaraja, Jl. A.H. Nasution, Jl. Ring Road, kawasan Simpang Pos serta kawasan Simpang Titi Kuning. Kemudian kawasan Pusat Pasar, kawasan Terminal Amplas, Jl. Pelabuhan Raya, kawasan Penyimpanan di Pelabuhan Belawan serta kawasan Simpang Buaya.
Adapun titik-titik rawan Stagnan di Kabupaten Karo mencakup jalur Medan-Berastagi, kawasan Pasar Berastagi, kawasan Simpang Doulu, kawasan Gundaling serta kawasan Desa Tongkoh. Kemudian jalur menuju Tongging, kawasan Desa Dokan, kawasan Taman Lumbini, jalur Medan-Tiga Panah, jalur Tiga Panah-Kabanjahe serta kawasan Terminal Kabanjahe.
Daerah terbanyak titik rawan Stagnan berikutnya adalah Kabupaten Toba dengan enam Posisi. Yakni kawasan Waduk Toba di Daerah Ajibata, kawasan Pelabuhan Ajibata-Tomok, jalur menuju Balige, kawasan Pusat Kota Balige, jalur Siborongborong-Balige serta kawasan Simpang Sibisa.
Selanjutnya Kabupaten Langkat yang Mempunyai empat titik rawan Stagnan. Yakni jalur menuju Bukit Lawang, jalur menuju Tangkahan, kawasan Simpang Kwala Bingai serta Jl. Lintas Sumatera di Stabat.
Kemudian Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dengan tiga titik rawan Stagnan, di antaranya Jl. Lintas Timur Sumatera di Daerah Panyabungan, jalur menuju Daerah Natal serta kawasan Bukit Simarsayang. Berikutnya jalur Sidikalang-Medan serta kawasan Pasar Sidikalang di Kabupaten Dairi.
Lampau Jl. Lintas Sumatera di Daerah Kisaran serta kawasan Simpang Lima Kisaran di Kabupaten Asahan, dan Jl. Lintas Sumatera di Daerah Indrapura serta jalur menuju Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara. Selanjutnya jalur menuju Kotapinang, dan kawasan Simpang Kota Pinang di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel).
Berikutnya kawasan Pusat Kota Padangsidimpuan ssrta jalur menuju Panyabungan di Kota Padangsidimpuan. Dan dua titik terakhir adalah kawasan Parapat di Kabupaten Simalungun serta jalur menuju Soloksanggul di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Menurut Muji, pihaknya akan menghadapi potensi kemacetan di Posisi-Posisi itu dengan menyiagakan para personel di pos-pos lantas yang sudah eksisting. Selain itu, para personel lantas juga disebar ke 170 unit Posko Nataru dengan dibantu unsur-unsur terkait lain.
Demi menghadapi potensi kemacetan, pihaknya juga memersiapkan sejumlah rekayasa Lampau lintas, seperti “contra flow” dan “one way” di titik-titik rawan Stagnan tersebut. Selain titik-titik rawan Stagnan, lanjut dia, pihaknya juga memetakan terdapat sebanyak 75 titik rawan kecelakaan Lampau lintas dalam suasana Nataru 2024-2025 di Sumut.
Adapun titik-titik tersebut berada di Daerah Medan (5 Posisi), Karo (4 Posisi), Asahan (4 Posisi) dan Labuhanbatu Selatan (4 Posisi). Kemudian Deliserdang (3 Posisi), Binjai (2 Posisi), Humbahas (2 Posisi), Humbahas (2 Posisi), Toba (2 Posisi) dan Dairi (1 Posisi).
Kepala Dinas Perhubungan Sumut Agustinus mengatakan, Kementerian Perhubungan memproyeksikan Sekeliling 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan mudik dalam suasana Nataru 2024-2025. Dari jumlah itu, Sekeliling 8,03% atau 8,88 juta orang di antaranya diperkirakan menuju Sumut.
Sementara pihaknya memeroyeksikan terdapat Sekeliling 9,2 juta orang yang akan masuk dan 7 juta orang yang akan keluar dari Daerah Sumut dalam suasana Nataru 2024-2025. Kemudian sebanyak 2 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan wisata di dalam Daerah Sumut.(S-1)
Images