Polisi Gerebek Kantor Penipuan Online Bermodus Love Scamming di Filipina, Ratusan Penduduk China Ditangkap

Liputanindo.id – Ratusan Penduduk negara China ditangkap oleh pihak berwenang Filipina atas dugaan keterlibatan dalam penipuan online. Penangkapan ini dilakukan setelah sebuah tempat digerebek polisi. 

Penggerebekan itu dilakukan oleh polisi dan pihak berwenang lainnya di sebuah gedung kantor pada Kamis (3/10) larut malam. Dari penggerebekan itu ditemukan staf dengan ratusan telepon, komputer, dan kartu SIM lokal dan Dunia yang telah didaftarkan sebelumnya.

“Ini adalah tanda bahaya penipuan Asmara yang mengorbankan Penduduk negara asing,” kata Komisi Anti-Kejahatan Terorganisasi Kepresidenan, dilansir AFP, Jumat (4/10/2024).

Komisi itu menambahkan bahwa penemuan ini mengacu pada skema di mana penipu berpura-pura Mempunyai perasaan romantis terhadap korbannya Buat mendapatkan kepercayaan mereka dan akhirnya mencuri Duit mereka.

Cek Artikel:  Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol Selamat dari Pemakzulan

Kejahatan online dengan modus love scamming telah menilmbulkan kekhawatiran Dunia, terutama di Asia. Penipuan dengan modus seperti itu sering kali dikelola oleh korban perdagangan Orang yang ditipu atau dipaksa Buat mempromosikan investasi kripto Imitasi dan penipuan lainnya.

Pada bulan Juli, Presiden Filipina Ferdinand Marcos melarang Sekalian bentuk operator permainan lepas pantai, termasuk pemegang lisensi permainan internet, setelah industri perjudian ditemukan terkait dengan penipuan keuangan, penculikan, prostitusi, perdagangan Orang, penyiksaan, dan pembunuhan.

Ribuan pekerja asing di perusahaan terlarang itu diberi waktu dua bulan Buat meninggalkan Filipina. 

Dalam penggerebekan di Manila pada hari Kamis, 190 Penduduk Tiongkok, dua Penduduk Taiwan, dan 62 Penduduk Filipina ditahan di kantor sebuah perusahaan bernama 3D Analyzer Information Technologies Inc. 

Cek Artikel:  Beda Bendera Suriah lelet dan Baru: Simbol Perjuangan dan Kekuasaan

Perusahaan itu dulunya Mempunyai lisensi game online, tetapi kemudian memberi Paham regulator bahwa mereka telah menghentikan operasi.

“Kami mencari paspor atau visa kerja mereka, tetapi mereka Enggak dapat menunjukkan apa pun kepada kami,” kata Gilberto Cruz, direktur eksekutif komisi anti-kejahatan. 

Komisi itu menekankan pihaknya akan bekerja sama dengan misi Beijing dan Taipei Buat membantu mengidentifikasi dan mengatur deportasi orang asing tersebut. 

“Sementara itu, Penduduk Filipina yang terbukti terlibat dalam kegiatan penipuan akan didakwa di pengadilan,” imbuh Cruz. 

Lebih lanjut, Cruz mengatakan komisi tersebut juga akan mengajukan surat perintah kepada pengadilan Buat menggeledah komputer yang ditemukan di dalam kantor tersebut.

Mungkin Anda Menyukai