Pluralisme dalam Bermuhammadiyah

DALAM hitungan kalender Hijriah, Muhammadiyah sudah berumur 115 tahun pada 09 Zulhijah 1445 (16 Juni 2024). Dari usianya yang cukup panjang itu, Muhammadiyah telah memberikan sumbangsih perubahan yang mengiringi perjalanan negeri ini, dari cara berpikir, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, hingga cara beragama. Dari gerakan Islam modernis terbesar itu pula muncul banyak karya dan AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) yang mewarnai dan bermanfaat untuk masyarakat, bangsa, dan negara ini.

Dalam konteks yang lebih mendasar, Muhammadiyah sendiri sesungguhnya bukan hanya sebuah organisasi kemasyarakatn Islam yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Lebih dari itu, Muhammadiyah ialah ide besar, cara berpikir, ideologi, atau paradigma yang dibangun dari pemahaman atas sumber ajaran Islam, Al-Qur’an dan sunah rasul. Dari sinilah warga, anggota, atau sekadar simpatisan Muhammadiyah berpikir, berbuat, dan menjalani kehidupan mereka berdasarkan pemahaman keagamaan yang dibangun oleh ormas Islam yang kaya dengan ribuan AUM (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan, BMT, dan sebagainya).

Cek Artikel:  Tak Terdapat Panen tanpa Pernah Menanam

Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/pluralisme-dalam-bermuhammadiyah

Mungkin Anda Menyukai