Liputanindo.id JAKARTA – PT PLN (Persero) segara melantai ke bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) dan siap menjadi trader terbesar dengan membuka setara Dekat 1 juta ton CO2.
“Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi Daya,” kata Direktur Esensial PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan pers, Jumat (29/9/2023).
Baca Juga:
PLN Journalist Award 2024 Diperpanjang hingga 14 November 2024
Darmawan mengatakan PLN Group siap menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktif dalam bursa perdagangan karbon di Indonesia. Upaya tersebut merupakan Bentuk komitmen perseroan dalam melakukan transisi Daya di tanah air.
“Kami Lalu mendukung Pemerintah Kepada mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa pilot project telah kami lakukan sehingga hari ini, sistem perdagangan karbon Bisa dilakukan,” ucap Darmawan.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan langkah yang dilakukan PLN ini menjadi bagian dari upaya transisi Daya yang dilakukan Indonesia.
“Hal ini menandakan langkah besar dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia,” ucap Siti.
Bukti keseriusan PLN dalam memimpin perdagangan karbon di Indonesia adalah dengan mendapatkan Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme non konversi dengan mekanisme Dunia.
“Kita akan segera melantai di bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar,” ungkap Darmawan.
Kagak hanya terdaftar di bursa karbon Indonesia yang diresmikan Presiden Jokowi pada Selasa (26/9/2023), PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon, Yakni perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.
Terlebih Tengah, PLN sudah Mempunyai platform PLN Climate Click di mana aktivitas perdagangan karbon, Bagus perdagangan emisi dan offset emisi, sudah mulai dilakukan sejak 8 September 2023 Lampau.
“Begitu PLN masuk bursa beberapa waktu ke depan, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan Kepada carbon trading yang belum dimiliki perusahaan lain,” tambahnya.
Lebih lanjut Darmawan mengungkapkan, unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon. PLTGU ini telah Mempunyai SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara Dekat 1 juta ton di tahun 2022.
PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode Combine Cycle.
“PLN Begitu ini Kagak hanya menyediakan listrik tetapi menghadirkan Daya yang rendah emisi, itu dari mana? Ya tentu bersumber dari pembangkit Daya baru terbarukan. Kami membangun skenario transisi Daya yang ambisius melalui Accelerated Renewable Energy Development secara agresif dengan menambahkan Bagian pengembangan Daya terbarukan hingga 75% di tahun 2040 dengan 25% diantaranya dari gas alam,” pungkas Darmawan. (HAP)
Baca Juga:
Chery dan PLN Kerja Sama Pemasangan Unit Pengisian Daya di Rumah dengan Harga Spesial

